Wait! Apaan sih ini judulnya kok aneh begini? -,-
Oke, begini ceritanya~
Sekian lama aku menunggu, ada kabar bahwa akan ada 2 maba
yang menempati kos ku. Aku bertanya-tanya nih siapakah mereka? *sambil lirik
sana sini*
Ah, ku coba untuk kepo grup angkatan 55 karena dengar-dengar
anak-anak itu dari Bandung. Tapi ternyata ada banyak pilihan juga, ahh
menyebalkan. Akhirnya aku pasrah saja, menunggu kedatangan mereka.
Daftar ulang mahasiswa baru STIS akan segera dilaksanakan,
kok gak sampai-sampai sih ini penunggunya~ #ehh
Akhirnya disuatu malam yang gelap dengan rayuan lembut angin
sepoi malam mengantarkan suara ribut perusak harmoni alam.
“Ahh ada suara langkah kaki! Banyak sekali sepertinya yang
datang. Siapa mereka!”
Sambil mengintip, lensa mengukur akomodasinya dengan teliti,
meraih gambaran yang jelas akan objek yang diselidiki. Tertangkap dengan jelas
rombongan keluarga yang datang.
“Ahh itu pasti maba yang datang!”
Aku pun beranjak mencoba menyambut, tentunya mengenakan
celana panjang terlebih dahulu agar nampak sopan, terpujilah tata kramanya.
“Eh, mas Adit ini nih yang bakalan nemenin mas Adit”, kata
nenek yang nampak cerah serasa malam sudah siap untuk digantikan fajar.
Ku berdiri sekaligus mengamati siapakah yang datang itu. Ah
ternyata sebuah keluarga harmonis dan... Ada seorang laki-laki yang sangat
nampak pendiam dan aku yakin dialah penghuni baru ini.
Begitu repot dan ruwet suasana saat itu, ramai laju naik
turun tangga membawakan barang-barang yang dibutuhkan seorang anak kos. Agar
tidak mengganggu kesibukan tersebut, aku menghindar ke belakang bersama kak
Norman disamarkan oleh gelapnya bayang.
“Mas, sepertinya mabanya pendiem banget tuh mas”, sahutku
mengganggu pengamatan mas Norman akan kesibukan itu.
“Gak Dit, menurutku sih dia itu orangnya terlihat diam, tapi
kalau sudah ketemu dengan orang yang cocok bisa ramai dia”, nasehat kak Norman
merekahkan pemikiranku.
“Kalau begitu nanti aku ajak ngobrol saja deh mas”
Setelah nampak selesai dan sudah beranjak ke tengah malam,
aku kemudian ngobrol dengan bapak dan maba itu. Akhirnya ku ketahui bahwa
mahasiswa baru itu bernama Ichsan Hasanudin. Bapaknya berbicara banyak hal dan
aku senantiasa memperhatikannya dengan lekat sebagai aktualisasi tata krama
yang pernah kupelajari. Beberapa belas menit kemudian, Ichsan bergabung dalam
pembicaraan ringan ini dengan pakaian yang sudah berubah menjadi lebih santai.
Pembicaraan terus berlanjut sampai menginjak dini hari dan akhirnya keluarga
Ichsan pulang. Aku sebelumnya sempat agak kesal saat nenek(ibu kos) berbicara
bahasa Sunda dengan keluarga Ichsan karena aku tak mengerti sekalipun apa yang
dibicarakan. Ibu dari Ichsan sempat berpesan padaku akan hal yang cukup
menggelitik hati karena sejatinya itu juga cocok untukku.
“Nanti tolong Ichsan dibantu ya, dia anaknya suka manja,
tolong dibantu dilingkungan baru ini” sekiranya begitulah beliau berpesan.
Kak Norman kemudian bergabung dalam pembicaraanku dengan
Ichsan. Aku dan Kak Norman saling sharing mengenai dunia sekitar. Kantuk tetap
kami terabas agar kami bisa lebih akrab. Aku juga menjanjikan pada Ichsan kalau
aku akan mengajak jalan-jalan agar dia mengerti daerah sekitar.
Sempat terpikir dalam benakku, bukannya ada 2 maba ya?
Dimana yang satunya?
Setelah kutanyakan pada Ichsan, ternyata dia akan datang
saat hari pendaftaran ulang pertama langsung dari Bandung.
Paginya aku mengantarkan Ichsan untuk sarapan karena belum
tahu warteg sekitar sekaligus ke STIS sekalian, masalah belum mandi kuhiraukan.
Di STIS aku bertemu dengan banyak maba yang telah ku kenal karena aku sering
jaga di Laa Tahzan. Karena aku rasa kehadiranku cukup membuatku risih mengingat
kalau aku memakai jaket angkatan, akhirnya aku kembali ke kos.
Siangnya akhirnya aku mengetahui maba yang satunya, dia ku
ketahui bernama Devane. Bapaknya ternyata cukup bisa berbahasa Jawa. Devane
lebih cepat terlihat akrab dan ternyata dia mengerti bahasa Jawa meskipun tidak
dapat mengucapkannya.
Kami dengan lengkap setiap malam saling sharing sehingga
dengan cepat kami dapat akrab, karena keakraban dalam kos itu sangat penting,
banyak manfaatnya lah pokoknya. Aku kalau pagi suka mengajak Ichsan untuk
berjalan-jalan sampai kesana sini dan yang aku heran pada saat itu Devane
kemana ya kok rasanya gak keajak. =,=
Setelah mendalami karakter yang ada pada diri mereka, aku
dapat sedikit memberikan identifikasi dengan dukungan kepo yang mempertajam
analisis akan karakter Ichsan dan Devane. Apakah perlu aku tulis? Sedikit saja
lah ya~ Yang bagus-bagus saja~
Ichsan, menurutku dia itu orang yang seperti cerita di atas
awalnya terlihat pendiam, ternyata cukup konyol dan suka berlagak manja kayak
anak kecil, jadi sering banget bikin kesel, berasa pengen masukin ke sumur
terus diguyur pake ribuan ikan sarden dan biji kedelai hitam pilihan (berasa
iklan Bango) =,=. Satu yang aku soroti dan tak pernah hentinya aku nasehati
yaitu masalah tulisan, karena dia menulisnya pakai latin, tapi karena dia
tulisannya cukup bikin pusing, jadi aku selalu nyuruh dia untuk lebih
“diluruskan” tulisannya. Meskipun begitu dia udah ada yang punya lho, anak
Statistik Padjadjaran~ (yang dengan bangganya ngasih tahu ke aku kalau lebih
tua-an dia daripada aku, sial! -,-).
Devane, ini karakternya terlihat lebih mandiri didukung
dengan pengalaman-pengalaman mengerikannya yang tak satupun pernah aku alami,
Alhamdulillah~ fiuuuhhh~. Suka banget kerja sepertinya, nampak saat Magradika
(aduh melompati alur, berasa forecaster).
Pra Magradika dan kemudian disambung dengan Magradika
terjadi peristiwa yang cukup menarik. Kos ku pada saat itu memuat 4 maba, dua
tambahannya yaitu Putra dan Juardi yang suka main dan aku suka karena
suasananya jadi lebih ramai. Putra aku suruh sekalian nginep di kos terus
karena agar memudahkan diriku juga, maklum aku jadi panitia pengantar sarapan
Rohis juga, jadi harus melakukan strategi agar lebih mudah. Putra ini kalau
bercerita itu kadang lucu karena medhoknya yang sangat kental, mBlora banget!
:D Dan yang perlu digaris bawahi bold italic itu adalah anak ini itu Konyol Banget... :v
Sedangkan si Jho(Juardi) kalau sedang mengerjakan tugas Magra itu suka banget pecah konsentrasinya karena suka banget yang namanya cerita. Sedikit-sedikit cerita, cerita, dan cerita sehingga tugasnya malam jadi malam banget dan dia sangat sering ketiduran padahal cuman bersandar di kursi. Pernah saat ada tugas mengarang, si Jho itu “macet”nya lumayan lama, jadi aku mencoba untuk bantu dikit karena aku lumayan suka mengarang dan memang tugas Magra yang paling mudah itu ya yang part seperti itu. Kemudian karena aku kebelet buang air kecil, akhirnya aku ke kamar mandi. Eh waktu aku kembali tiba-tiba terlihat tubuh manusia yang tergeletak tak berdaya menahan kantuk yang memukulnya dengan telak.
Sedangkan si Jho(Juardi) kalau sedang mengerjakan tugas Magra itu suka banget pecah konsentrasinya karena suka banget yang namanya cerita. Sedikit-sedikit cerita, cerita, dan cerita sehingga tugasnya malam jadi malam banget dan dia sangat sering ketiduran padahal cuman bersandar di kursi. Pernah saat ada tugas mengarang, si Jho itu “macet”nya lumayan lama, jadi aku mencoba untuk bantu dikit karena aku lumayan suka mengarang dan memang tugas Magra yang paling mudah itu ya yang part seperti itu. Kemudian karena aku kebelet buang air kecil, akhirnya aku ke kamar mandi. Eh waktu aku kembali tiba-tiba terlihat tubuh manusia yang tergeletak tak berdaya menahan kantuk yang memukulnya dengan telak.
“Parah nih anak, baru juga ditinggal sebentar sudah
ketiduran.”
Iseng-iseng aku lanjutin aja kerjaannya sedikit selagi belum
mengantuk dan belum ada panggilan untuk ke basecamp. Setelah itu, barulah aku
pergi ke basecamp. Namun sebelumnya aku mengecek anak-anak lainnya biar gak ada
yang ketiduran seperti Jho. =,=
Sehabis mengantarkan sarapan, aku sekalian membangunkan ke-4
maba itu. Membantu mereka itu bisa bikin hati senang entah mengapa. Dan selalu
tiap pagi pasti ribut nih si Ichsan masalah tugasnya yang belum jadi dan
rata-rata dia itu ketinggalan banyak tugas saat dia harus menginap di kos
temannya. Sifatnya yang suka memanja minta tolong itu bikin aku akhirnya ikut
membantu juga deh, aku orangnya gak tegaan sih soalnya (makanya sering
teraniaya =,=), aku akhirnya ikut nulisin tugasnya, lumayan lah pagi-pagi buat
olahraga tangan.
Berbeda dengan si Devane yang pekerja keras, cuman sekali
minta tolong dan itupun cuman mencarikan bahannya doang dan itu karena memang
dia itu sedang sangat sibuk masalah transportasi.
Oke karena mereka tidak setor foto, jadi aku asal ambil foto
ya... :v
Ini nih penampakan mereka... :v
Ini nih penampakan mereka... :v
Ichsan
Devane
Pamput (Pambudi Putra)
Jho (Juardi)
Namanya juga penulis, berarti yang menulis cerita kan? Gak
mungkin lah aku nampilin juga keburukanku disini. :p
Yang pasti aku beberapa hari pernah dikerjain kak Norman,
Ichsan, dan Devane. Sialan banget mereka. =,=
Akan tetapi keramaian itu sejenak pupus lantaran mereka
berdua, Ichsan dan Devane, pergi untuk menjalani rangkaian Magradika yaitu Bela
Negara. Sialnya setelah keberangkatan mereka, beberapa jam kemudian aku
langsung jatuh sakit sampai harus ke dokter karena kena ini dan itu serta tensi
darah yang naik-naik ke puncak gunung tinggi-tinggi sekali.
Untung selama mereka tidak ada, aku memiliki kesibukan
tersendiri, jadi gak terlalu merasa sepi lah di kos. Aku juga mau minta maaf
sama kelompoknya Devane nih karena PHP-in mereka waktu aku tawarin ke Kontrakan
Macho karena lumayang banyak orangnya, tapi eh kebetulan aku lagi ada rapat
disitu jadi tidak bisa diganggu. Moment yang kurang tepat. Hohoho~
Oke sudahlah, lumayan ini lagi sakit nulis seperti ini bisa
membuat hati sedikit terhibur~ 6 hari lagi kedatangan mereka, semoga tambah
item ya~ :D
O iya ini sengaja aku posting telat agar banyak yang baca~
hohoho~ Sebenarnya sudah jadi sejak tanggal 16 September 2013 pukul 19.42 WIB~
Jadi aku save dulu, kemudian aku post saat mereka sudah kembali~ Hohoho~
***
Oke aku baru ingat kalau ada tulisan ini di laptop pada hari
ini tanggal 2 Oktober 2013... -_-
Lanjutin saja lah ya... -,-
Suatu siang saat aku lagi mengikuti POR Bridge yang
menyedihkan, aku melihat rombongan hijau-hijau mendarat di STIS bertepatan saat
waktu Dzuhur.
“Ah, itu pasti mereka.”
“Ah, itu pasti mereka.”
Aku dengan memasang tampak cuek agak cool (maksa banget -,-)
akhirnya masuk saja ke Masjid untuk shalat.
*skip*
*skip*
Waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB dan pertandingan selesai,
aku pun kembali ke kos. Tampak Devane dan kelompoknya yang ada di kos, dan
jejak Ichsan yang menunjukkan dia kembali ke basecampnya dan Mas Norman yang
entah dimana.
Aku dengan langkah capek memasuki kamar dan mendengarkan
lagu.
~ Well you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go
Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you’re missin' home
Only know you love her when you let her go
And you let her go ~
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go
Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you’re missin' home
Only know you love her when you let her go
And you let her go ~
*skip*
“Cling! Cling!”
Suara pesan masuk ini mengagetkan kesendirianku, ternyata
sebuah pesan yang sangat langka yaitu kumpul SES untuk membahas UKM Creativity.
For God’s sake, aku itu gak pernah masuk SES karena tabrakan sama Bridge. Tapi
tak apalah, aku berangkat saja, lumayan jadi figuran daripada tidak ada kerjaan
(padahal banyak kerjaan yang gak terurus -,-).
Di sana hanya terkumpul kak Hafshoh, kak Nia, kak Syarifah,
Nelse, Rizki, dan Aku. Menyedihkan bukan? Kemudian kami berdebat masalah apa
yang bagus buat mengisi acara mengingat pertunjukkan SES dari tahun ke tahun
itu semacam talk show mewawancarai seseorang dengan English yang cepet dan
bahkan UKM Creativity tahunku aku aja gak memperhatikan pertunjukannya SES ._.
Tahun ini penampilan diserahkan ke 54, akan tetapi Nelse
sibuk karena melatih BKM Tari Tradisional, Rizki jadi Papida, nah aku deh yang
kena akhirnya. Akan tetapi personil masak cuman aku doang yang bisa, akhirnya
aku menghubungi Mukhlis dan Ari Sudana. Mukhlis rencananya aku suruh presentasi
karena dia suka jadi News Caster, terus Ari Sudana jadi MC, aku jaga stan saja
soalnya aku pemalu. Akan tetapi desakan para wanita ini membuatku terpojok dan
aku terlempar ke MC. What the.... Aku belum pernah nampil di depan orang banyak
macam gitu buat ngomong gini gitu. Akhirnya di tetapkan penampilannya berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu game berhadiah biar aku nya gak terlalu
banyak bicara karena memang aku gak bisa ngomong di depan orang banyak. Tadinya
sih mau talk show juga dengan bintang tamu kakak SES yang baru saja pertukaran
pelajar di Amerika kalau gak salah. Seringnya kan gitu lah dari tahun ke tahun,
talk show kakak-kakak SES yang sukses gitu, cuman aku takutnya ya yang biasa
terjadi juga, gak terlalu diperhatikan karena gak pada ngerti apa yang di
omongkan karena biasanya kan full English. Lagipula aku juga gak ngerti mau
ngomong apaan. -,- Pokoknya jangan lupa ya ikutin OR nya sekitar bulan
November, mari belajar bersama bahasa Inggris karena aku sendiri aja masih
newbie banget, entah kenapa bisa masuk SES... -,- Penting juga nih buat yang
mau masuk KS, entar kata Miss Fi (sesepuh SES, anak KS, Owner Group Kelas
bahasa Inggris) bakalan ada dosen yang kalau kuliah di matkulnya harus pakai
bhs inggris terus selama kuliah, buat yang minat KS lhooo~ Untung aku gak
minat~ :p #lupakan
UKM Creativity segera dimulai. Di pagi yang menegangkan ini
terdengar kabar barang-barang yang akan di pajang di bawa seseorang dan orang
itu tidak dapat dihubungi termasuk slidenya. Mukhlis pun beralasan suaranya
habis sehingga dia jaga stan SES saja. Sungguh pagi yang membuat pusing.
Apalagi hadiah yang belum jelas kemana perginya. Akhirnya aku kesana kemari
mencari barang seadanya dulu dan syukurlah papan Scrable sudah sampai di
Auditorium. Akan tetapi kabar buruk seperti palu yang menghujamkanku ke tanah,
TIDAK ADA SLIDE DAN PEMBICARAAN BUAT DI DEPAN!!! Berasa doing to die banget...
Mau ngomong apa coba di depan kalau gak ada slidenya. Prihatin banget pokoknya.
-,-
Akhirnya aku dan Ari pun maju ke depan dan sudahlah tidak
usah di bahas, memalukan sekali dan geje. Tapi ada seorang miba yang komentar
seneng karena dapet hadiahnya, lumayan lah bikin hati terobati sedikit._.
Karena malu akhirnya aku jaga stan Rohis atau Nihongo Bu saja lah, kalau Bridge
sudah ada Dhani yang jaga dan tempatnya sedikit jadi gak mungkin nongol disitu.
Sebenarnya bukan karena malu juga sih, tapi lebih kepada bosen mau ngapain yaudah
nyamperin temen saja lah.
Eh wait! Fokus utamaku di awal kan Devane dan Ichsan yang
jadi anggota baru kos an, tapi kok malah jadi curhat nyasar gini. -,-
Ahh entahlah, ini tulisannya udah terlanjur 5 halaman,
takutnya nanti kelihatan panjang waktu di posting ke Blog... Sekian dulu lah
ya... Jangan lupa ikuti cerita selanjutnya yang akan tayang malam ini, Insya
Allah... J
Ahh kos sepi nih mereka berdua yang memang dari Bandung pada
balik, tinggal aku dan Mas Norman yang di kos. So, what will I do? Ngejus aja lah~ :v
"Sebelumnya saya minta maaf apabila ada yang berduka karena tulisan saya... Sekian dan Maaf~" :v
*IKLAN*
Mohon Dukungannya duta Jawa Tengah untuk menjadi pemenang dalam Putra Putri STIS 2013 kategori "Papida Terfavorit". dengan cara like foto berikut : terima kasih.. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=199967163518939&set=a.199964653519190.1073741832.188586311323691&type=1&theater
"Sebelumnya saya minta maaf apabila ada yang berduka karena tulisan saya... Sekian dan Maaf~" :v
*IKLAN*
Mohon Dukungannya duta Jawa Tengah untuk menjadi pemenang dalam Putra Putri STIS 2013 kategori "Papida Terfavorit". dengan cara like foto berikut : terima kasih.. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=199967163518939&set=a.199964653519190.1073741832.188586311323691&type=1&theater
No comments:
Post a Comment