TRANSLATE THIS BLOG
Saturday, January 8, 2011
Masa depan: Cyborg Akan Bersama Kita Semua (Bagian II)
Komputer berkesadaran
Penambahan Maria ‘manusia mesin’ dari film fiksi ilmiah ‘Metropolis’ dan Komputer HAL dari ’2001: A Space Odyssey’ membuat definisi cyborg semakin kabur. Memasukkan HAL kedalam definisi cyborg telah menimbulkan pertanyaan, apakah kecerdasan buatan yang memiliki kesadaran juga mewakili semacam hibridisasi antara manusia dan mesin tanpa bagian organis sama sekali. ‘Sepengetahuan kami, HAL memiliki otak mesin/komputer, yang justru hal ini menimbulkan pertanyaan filosofis, apakah mesin itu dapat memiliki kesadaran seperti manusia,’ kata Kevin Warwick, Profesor sibernetika pada Universitas Reading di Inggris. Komputer yang memiliki otak dari neuron biologis mungkin dapat digolongkan sebagai cyborg, demikian saran Warwick. ‘Definisi paling pas dari cyborg adalah suatu penambahan teknologis pada manusia, yang merupakan bagian dari tubuh, terutama dia terintegrasi pada sistim saraf/otak,’kata Warwick. ‘ Saua merasa bahwa inilah definisi cyborg yang sering ditonjolkan oleh fiksi ilmiah.’ Pendekatan ini cocok dengan percobaan pada diri Warwick sendiri, sebagai ‘Kapten Cyborg’. Pada tahun 2002, dia mengimplantasi chip interface neural pada tangannya, sehingga chip tersebut dapat menterjemahkan signal dari sistim sarah. Kemudian dia mendemonstrasikan kemampuan untuk mengkontrol secara langsung tangan robot, dan mendapatkan feedback dari sensor sentuhan jari. Dia bahkan sudah bereksperimen dengan sejenis telepati elektronis dengan istrinya (yang juga diimplantasi chip).
Kita Semua adalah cyborg
Namun, menurut Warwick bebeberapa definisi cyborg akan membolehkan manusia menggunakan teknologi apapun, apakah itu kaca mata, sepeda, atau bolpen, dan itu sudah cukup dianggap sebagai cyborg. Banyak pakar yang lain setuju dengan definisi teknis mendasar dari cyborg tersebut, yang mengkombinasikan teknologi dengan biologi manusia. Manusia adalah, dan akan selalu menjadi cyborg, demikian menurut George Landow, pakar media digital dari Universitas Brown. Dia menunjukkan bahwa ‘teknologi yang paling hebat dari semuanya’ adalah bahasa, dan juga teknologi informasi seperti menulis dan matematika. ‘Pastinya siapapun yang menggunakan pakaian atau payung adalah cyborg,’ kata Landow. ‘Siapapun yang menggunakan pengobatan, dan lensa kontak adalah juga cyborg. Orang seperti saya, yang menggunakan alat metal untuk jantung dan lensa buatan di mata (setelah operasi katarak), jelas digolongkan sebagai cyborg menurut definisi paling konservatif.’ Tod Winkler, profesor musik pada Brown, bahkan mengusulkan supaya pianis digolongkan sebagai cyborg. Pemusik manusia tahu bagaimana memainkan piano tanpa instrumen, namun dia bukanlah pianis sebelum ia duduk pada piano dan memainkannya.
Cyborg ke depannya
Sesuatu yang sangat biasa seperti piano atau baju dapat digolongkan sebagai komponen cyborg, namun masyarakat akan menganggap hal-hal tersebut sebagai sesuatu yang sangat biasa juga, demikian penjelasan Spence. Dia mengusulkan bahwa teknologi yang digunakan manusia sekarnag ini tidak akan pernah memuaskan konsep cyborg futuristik. Ini mengimplikasikan bahwa definisi populer dari cyborg bisa saja kandas atau justru tidak terjangkau. Hal itu tidak akan terjadi sekarang, namun di masa depan sangat mungkin. ‘Cyborg adalah manusia yang menjadi berharga karena teknologi,’ kata Spence. ‘Menurut saya itu adalah definisi paling berguna dan sangat teknis, namun kurang menyenangkan. Titik penting dari mendefinisikan cyborg adalah supaya hal itu menyenangkan’.
Diterjemahkan dari livescience.com
Sumber gambar:
http://iowntheworld.com/blog/wp-content/uploads/
Netsains.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment