TRANSLATE THIS BLOG

Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by Anang

Saturday, November 13, 2010

Hubungan Ikan dan Kecerdasan Otak


Tingkat kecerdasan orang Jepang ternyata berada di atas rata-rata tingkat kecerdasan orang Asia lainnya. Hal itu dibuktikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) Jepang yang mendapat pengakuan internasional dan sejajar dengan negara-negara industri maju. Selain itu orang Jepang juga dikenal tetap sehat dan memiliki gairah hidup tinggi sampai usia tua, bahkan sampai usia 80 tahun.
Dari aspek gizi dan pangan, ternyata bahan pangan yang mendominasi makanan orang Jepang ialah ikan, dengan tingkat konsumsi rata-rata 60 kg per orang per tahun. Tingkat konsumsi ikan orang Indonesia masih di bawah 30 kg per orang per tahun. Sementara di Malaysia sudah mencapai 37 kg per orang per tahun.
Kadar protein ikan segar atau olahan cukup tinggi, seperti cakalang 24,2 persen, tuna 23,7 persen, bandeng 21,7 persen, lemuru 20,2 persen, ikan mas 16 persen, pindang 27 persen, ikan asap 30 persen, ikan asin 42-50 persen, udang segar 21 persen dan udang kering 62,4 persen. Kandungan lemak ikan rendah, umumnya di bawah 5 persen. Bandingkan dengan kandungan lemak ayam yang mencapai 25 persen. Ikan juga kaya akan kalsium, fosfor, besi, Vitamin A dan B1.
DHA
Salah satu komponen gizi yang terkandung dalam ikan dan diduga berperan dalam meningkatkan kecerdasan ialah Docosa-hexaenoic-acid (DHA), yang merupakan asam lemak tak jenuh ganda berupa rantai panjang Omega-3, terdiri dari 22 atom karbon, 32 atom hydrogen dan 2 atom oksigen (rumus molekul: C22H32O2).
Belakangan ini DHA dijadikan food supplement, antara lain dicampur dengan susu bayi dan balita, susu untuk ibu hamil, biscuit bayi, kapsul dn minyak ikan. DHA juga terdapat di dalam air susu ibu (ASI), dengan demikian bayi yang disusui secara penuh (dua tahun) kebutuhan DHA-nya sudah terpenuhi. Bagi orang yang terbiasa mengkonsumsi ikan, terutama ikan air dingin seperti salmon, tuna dan mackerel kebutuhan DHA-nya juga sudah terpenuhi dari ikan.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bayi yang mendapat ASI mempunyai IQ lebih tinggi dari bayi yang tidak mendapat ASI. Bayi yang tidak mendapat ASI memiliki kandungan DHA yang rendah dan bobot otak yang lebih ringan dibanding bayi yang diberi ASI. Sebagai komponen pembentuk otak, DHA diperlukan mulai dari 3 bulan sebelum bayi lahir sampai usia 18 bulan. Untuk bayi pre-term (berat badan rendah) sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi DHA. Untuk itu konsumsi ikan perlu lebih ditingkatkan.
DHA merupakan asam lemak tak jenuh yang bermanfaat untuk mencegah penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah otak, jantung dan organ reproduksi pria. DHA sangat penting untuk perkembangan otak, sekitar 60 persen dari seluruh asam lemak pada otak merupakan DHA. Selain itu, DHA merupakan bagian penting pembentukan struktur membran pada bagian belakang mata.
Bagaimana mekanisme DHA dalam meningkatkan kecerdasan otak belum diketahui secara pasti. Namun fakta menunjukkan, orang Jepang yang tingkat konsumsi ikannya lebih tinggi memiliki rata-rata kecerdasan yang lebih tinggi. Ikan merupakan bahan pangan yang kaya DHA. Selain itu bayi yang diberi ASI rata-rata lebih cerdas dibanding yang tidak diberi ASI. ASI juga banyak mengandung DHA.
Makanan Otak
Kecerdasaran terbentuk dari perpaduan factor genetis, kultur dan lingkungan. Bibit pintar akan tumbuh jika di antara ketiga factor tersebut tumbuh sinergi yang saling melengkapi. Secara genetis orang tua yang cerdas akan menurunkan anak-anak yang cerdas, tetapi kecerdasan akan tampak jika kebiasaan sehari-hari (kultur) termasuk pola konsumsi turut mendukung, serta ditunjang oleh lingkungan yang kondusif .
Kegiatan bersekolah, aktif belajar, gemar berpikir dan mengemukakan pendapat akan merangsang peningkatan kecerdasan, sejalan dengan bertambahnya umur. Proses intelek terus berlangsung melampaui masa bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan grafik fungsi intelektual mulai menurun ketika usia 50 tahun mulai terlampaui.
Fungsi intelek akan mengalami gangguan jika terjadi kasus kekurangan vitamin B1, B6, B12, mineral zinc dan iodium. Menurut ahli gizi otak, jenis makanan tertentu mempengaruhi produksi beberapa jenis neurotransmitter (zat penghantar listrik otak) seperti choline dan lecithin yang banyak terdapat dalam kuning telur, hati, otak, sumsum, kedelai dan biji-bijian lainnya. Neurotransmitter sangat vital untuk menghapal, oleh karena itu menu choline tinggi dapat memperbaiki daya ingat jangka pendek.
Untuk meningkatkan kecerdasan otak, selain tergantung pada factor genetis dan lingkungan, juga dipengaruhi oleh kultur pra dan pasca kelahiran, terutama menyangkut “makanan otak”. Selain ikan jenis “makanan otak” lainnya ialah kuning telur, hati, otak, sum-sum, kedelai dan biji-bijian lainnya. Tahu dan tempe terbuat dari kedelai, maka bahan pangan inipun kaya akan lecithin dan cholin. Ada baiknya dibuat resep masakan khusus yang menggabungkan jenis-jenis makanan tersebut, bisa dalam bentuk “bubur cerdas”, “sup cerdas”, dan sebagainya.
Penutup
Untuk menjadi bangsa yang cerdas makan ikan perlu lebih digalakkan. Kalaupun ikan yang kaya DHA seperti tuna atau salmon sulit terjangkau, ikan local seperti lele, mas, mujair, bandeng, teri, kakap atau jenis lainnya tidak jadi masalah, karena ikan tersebut juga kaya protein, bahkan ikan asin memiliki kandungan protein tertinggi.
Sebenarnya DHA dapat dibentuk dalam tubuh manusia, namun kemampuan fisiologis setiap orang untuk mengubah dari bahan baku (asam lemak tak jenuh ganda) menjadi DHA berbeda-beda, tergantung pada tingkat kesehatan, penyerapan dan kondisi lemaknya di dalam tubuh. Dengan demikian mengkonsumsi ikan sangat dianjurkan, selain mengandung DHA ikan juga mengandung EPA (C20H3O20. DHA dan EPA secara bersama dikenal sebagai Omega 3, yang sudah dikenal dapat mencegah serangan jantung, stroke dan impotensi.
Ikan yang dikonsumsi perlu memenuhi persyaratan tertentu, seperti habitatnya tidak tercemar logam berat (Hg, Pb, dan Cu). Selain itu, ikan harus dalam kondisi yang segar. Ciri-ciri ikan yang masih segar: tidak berbau amis, dagingnya masih kenyal, ekornya tidak kering dan menghitam serta matanya tidak berwarna merah, Hindari ikan yang penempatannya ditumpukan bersama hewan laut lainnya seperti kepiting, kerang dan udang, sebab hal itu akan menyebabkan terjadinya kontaminasi silang.
Indonesia memiliki perairan yang sangat luas, baik lautan atau daratan, dengan demikian potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki sangat besar. Upaya peningkatan konsumsi ikan akan memberikan manfaat ganda, selain meningkatkan kecerdasan, juga makin menggairahkan sector perikanan.
 

Kenapa Cewek Lebih Mudah Stres daripada Cowok?

Suka bete karena teman cewek sering uring-uringan dan gampang panik? Tenang saja, penjelasan ilmiah ini akan membuat kaum cowok bisa lebih memahaminya. Kaum Hawa lebih sering menderita karena depresi dan stress dibandingkan kaum Adam.
Sebuah studi terbaru menyatakan adanya alasan biologis terkait dengan perbedaan gender. Sebuah eksperimen baru yang dilakukan pada tikus-tikus, menemukan bahwa tikus betina lebih sensitif pada tingkat rendah hormon stres dan kurang bisa beradaptasi pada tingkat tinggi hormon itu dibandingkan tikus jantan. Tikus diketahui memiliki sistem syaraf yang sama dengan manusia, sehingga dapat berimplikasi bagi manusia, walau stress pada manusia lebih rumit daripada hewan pengerat, demikian menurut ilmuwan.
Sudah lama diketahui bahwa kaum perempuan memiliki insiden yang lebih tinggi pada depresi, gangguan stress pascatrauma, serta gangguan kecemasan lain, menurut pimpinan studi tersebut, Rita Valentino, ilmuwan syaraf perilaku di Children’s Hospital of Philadelphia. Namun selama ini belum diketahui mekanisme biologis apa yang membuatnya berbeda dengan kaum lelaki.
Riset yang dilakukan Valentino fokus pada corticotropin-releasing factor (CRF), sebuah hormone yang dilepaskan dalam otak saat merespon stres, baik pada manusia maupun hewan pengerat.
CRF adalah neurotransmitter yang membantu sinyal komunikasi antar sel-sel otak. Beberapa neuron mengirim keluar sinyal CRF saat neuron lain yang mengandung reseptor menerimanya. Valentino dan koleganya menganalisa otak tikus saat mereka merespon tes stress yang bertujuan untuk memicu dilepaskannya hormon CRF.
Pada tikus-tikus betina, neuron menerima CRF lebih banyak daripada tikus jantan. Bahkan neuron tikus betina juga lebih responsive pada hormon ini. Setelah dilanda stress, tikus jantan memiliki respon adaptif bernama internalisasi, dalam sel otak mereka. Sel-sel ini dapat mengurangi jumlah penerima CRF, sehingga menjadi kurang responsif terhadap hormon tersebut. Hal ini tidak terjadi pada tikus betina.
“Ini adalah studi pada hewan, dan kami belum bisa mengatakan bahwa manusia memiliki mekanisme biologis yang sama,” komentar Valentino. “Namun kami menjadi paham bahwa regulasi CFR berhubungan dengan gangguan kejiwaan saat stress, sehingga riset ini bisa menjadi relevan pada kondisi biologis manusia.”
Riset terdahulu hanya mengamati gangguan stress pada hewan pengerat kantan, sehingga belum diketahui kaitannya dengan perbedaan gender. Menurut Valentino, dengan memahami peran antagonis CFR maka para ahli farmasi dapat terbantu menciptakan obat yang mempu mengatasi depresi, dan dapat disesuaikan dengan jenis kelamin pasiennya.
Diterjemahkan secara bebas dari LiveScience.com

Spritual Mind; Landasan Perkembangan Remaja


Keluarga adalah pusat kehidupan rohani anak dan mempunyai ikatan emosi terhadap pemikirannya di kemudian hari. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Perkembangan spiritual diawali dari dalam keluarga dan selanjutnya berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Sebenarnya masa remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah. Yang menonjol pada periode ini adalah mengenai kesadaran yang mendalam mengenai diri sendiri, mulai meyakini kemauan, potensi dan cita-cita. Dengan kesadaran tersebut remaja berusaha menemukan jalan hidupnya, mencari nilai-nilai tertentu seperti kebajikan, keluhuran, kebijaksanaan dan keindahan. Perjalanan mencari jati diri dilandasi oleh fundamen spiritual yang dibekali oleh remaja sejak masa kanak-kanak. Landasan spiritual yang diberikan pada masa kanak-kanak berpengaruh besar pada perkembangannya di masa yang akan datang. Faktor-faktor kebaikan selalu ditanamkan oleh keluarga yang terkadang harus menyita waktu dan biaya. Landasan yang diberikan sejak dini, ditanamkan mulai dari hal-hal kecil bersifat keagamaan di rumah sampai dengan mengirimkan sang anak untuk memasuki jenjang pendidikan yang banyak mengajarkan nilai-nilai lebih pada bidang keagamaan dan moralitas.
Begitu banyak orang tua yang mengeluh, bersusah hati bahkan benar-benar panik memikirkan anak-anaknya yang telah remaja menjadi keras kepala, mudah tersinggung dan sering melawan. Antara anak dengan orang tua sering bertengkar, karena kelakuan-kelakuan yang melanggar aturan, nilai-nilai moral dan norma agama. Di samping itupun, tidak sedikit pula remaja-remaja merasa tidak mendapat tempat dalam masyarakat dewasa, bahkan diantara mereka ada yang merasa sedih dan penuh penderitaan dalam hidupnya, merasa tidak dihargai, merasa tidak disayangi oleh orang tua, bahkan merasa dibenci dan dihina. Keadaan tersebut menimbulkan kegoncangan jiwa hingga mereka merasa mampu bertanggung jawab untuk dirinya sendiri. Sumber kegoncangan emosi remaja adalah konflik yang terjadi antara diri remaja sendiri, keluarga, masyarakat ataupun di sekolah. Besar atau kecilnya kegoncangan jiwa yang dialami remaja telah banyak menimbulkan permasalahan dan keresahan bagi dirinya sendiri, para orang tua, guru juga pemerintah.
Tidak sedikit usaha bagi orang tua, guru dan pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh remaja. Salah satu dengan menanamkan pengaruh kepercayaan agama. Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis dapat mempengaruhi pandangan terhadap Tuhan yang telah menciptakan segala peristiwa di alam ini, dan kepercayaan akan akhirat, hari pembalasan, dimana setiap orang akan mendapat ganjaran dan siksaan sesuai dengan perbuatannya. Takut akan neraka dan berharap akan masuk surga dalam ajaran agama memainkan peranan penting mengatasi gejolak emosi remaja. Rasa berdosa dan menyesal pada usia remaja sangat mengganggu keimanan dan keyakinan hingga membawa mereka ke jalan taubat untuk mengembalikan keseimbangan jiwa. Dengan demikian nilai-nilai spritual pada diri remaja ikut bergejolak antara ingin melakukan kejahatan ataupun kebaikan.
Pembinaan moral spiritual terjadi melalui pengalaman dan kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil oleh orang tua. Nilai-nilai moral spiritual yang berhubungan dengan keagamaan bersifat tetap dan tidak berubah-ubah oleh waktu maupun tempat. Ibadah bagi remaja seolah dapat menentramkan batin yang gelisah. Bagi remaja yang bersemangat positif ada kecenderungan untuk mengembangkan rasa spiritualnya sesuai dengan pertumbuhan perkembangan pribadi yang dialaminya. Misalnya remaja ikut aktif kegiatan-kegiatan yang bersifat spiritual, mengikutsertakan diri dalam organisasi dan lembaga-lembaga keagamaan, ceramah agama serta aktivitas-aktivitas sosial yang bersifat spiritual.
Agama sebagai fundamen bagi perkembangan remaja akan membawa dampak pemikiran positif dan bersifat spiritual, seperti, bahwa Tuhan adalah penolong hambanya setiap saat hingga dapat melakukan perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan yang buruk karena akan membawa pada jalan menuju surga ataupun neraka.
Secara umum dapat kita sebutkan bahwa sifat dan problema remaja siapapun pastilah akan merasakan bahkan telah melaluinya. Mungkin saja remaja telah melakukan sesuatu yang tercela dan dilarang oleh agama, namun sebaiknya kita dapat menunjukkan bahwa apa yang mereka alami tersebut dapat diatasi dan dapat dicarikan solusi dengan ketentuan ajaran agama. Setiap orang, terutama remaja, akan merasa senang apabila orang lain dapat memahami dan mengerti perasaannya. Dengan demikian remaja dapat bergabung dan bersimpati pada jalan kebaikan sehingga kita pun akan menemukan jalan untuk pembinaan kearah masa depan remaja yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
- - – - – - – - – - – - – - – - – — – - – - — – - – - — – - – - – - – - – - – - – - — – - – - – - – - – - -
Daftar Pustaka
1. Prof.Dr. Zakiah Daradjat; Ilmu Jiwa Agama, PT Bulan Bintang, Jakarta, 1993
2. DR. Kartini Kartono; Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Mandar Maju, Bandung, 1990