TRANSLATE THIS BLOG
Sunday, June 12, 2011
Anda Ingin Berjudi? Pikirkan Sekali
Siapa sangka jika berjudi sudah menjadi budaya di seluruh belahan dunia. Sebagian besar dari mereka sangat menikmati permainan ini sebagai rekreasi tanpa menimbulkan kerusakan terhadap diri mereka sendiri atau orang lain. Namun, beberapa orang justru tidak bisa mengendalikan dorongan mereka untuk berjudi, bahkan sampai menyiksa kehidupan mereka. Untuk itu, ada beberapa peneliti yang tertarik untuk mengusut permasalahan ini. Para ilmuwan sedang mempelajari mengapa orang memiliki masalah dengan judi, seperti bagaimana hal itu terjadi, apa yang terjadi di otak mereka, siapa yang paling berisiko mengenai hal ini dan jenis pengobatan yang seperti apa yang dapat membantu mereka.
Beberapa peneliti mendefinisikan permasalahan perjudian ini sebagai perjudian yang dapat menyebabkan kerusakan pada diri penjudi maupun orang lain, meski ada keinginan untuk berhenti dari kebiasaan buruk itu. Antara 2 - 4% orang-orang Amerika tengah berjuang terhadap kondisi ini. Masalah perjudian inilah dapat berkembang menjadi diagnosis psikiatri yang disebut dengan penyakit judi.
Penyakit judi dapat mempengaruhi dari 0,4% menjadi 2% pada orang Amerika. Dr Donald Black dari Universitas Iowa mengatakan bahwa masalah penyakit judi berkontribusi terhadap kekacauan, yaitu kesehatan fisik yang memburuk, merokok berlebihan, alkohol berlebihan, tidak berolahraga, jarang menenui dokter untuk check up, serta kesehatan gigi yang makin buruk. Itulah yang menjadi bahan bakar kedepresian mereka, hingga terjadi tidak utuhnya keluarga, bangkrut, tindakan kriminal bahkan bunuh diri.
Bersamaan dengan ini, masalah penyakit judi mempengaruhi hingga 5% pada orang-orang Amerika, walaupun angka itu sebenarnya ada kemungkinan besar akan naik. Hukum di banyak negara sedang menciptakan banyak pilihan untuk melegalkan perjudian, dan sapa nyana perjudian di internet pun sedang marak.
Mungkin Anda tidak menyangka bahwa perjudian ini sering dilakukan atas dasar latar belakang keluarga, bahkan mereka direstui dan didukung oleh orang tuanya. Semakin muda Anda memulai permainan ini maka semakin besar kemungkinan Anda mendapatkan masalah di kemudian hari. Dari 3-8% remaja Amerika memiliki masalah dengan perjudian.
Dr John Welte dari Universitas Buffalo telah menemukan hal itu, melintasi gaya hidup, ternyata masalah perjudian lebih umum dibandingkan dengan ketergantungan alkohol. Kebanyakan dari mereka berjenis kelamin laki-laki, anak muda, dan hidup dalam kemiskinan. "Alkoholisme justru jauh lebih demokratis. Jadi pikirkan tentang motif untuk berjudi. Orang-orang berharap jika menang dapat mengubah nasib mereka menjadi lebih baik. Itu yang membuat mereka rentan terhadap perkembangan kebiasaan berjudinya." ujar Welte.
Dalam sebuah penelitian yang sebagian besar pemuda negro Amerika di kota terpencil, Dr Silvia Martins dari Universitas John Hopkins telah menemukan bahwa sekitar 15% memiliki beberapa bentuk masalah perjudian. Paling berisiko adalah remaja dan dewasa muda yang mulai menunjukkan gejala depresi sejak usia 12 tahun. Hal ini diketahui karena Dr Silvia Martins dan tim telah mengikuti perilaku mereka dan mengamati dari tahun ke tahun hingga mereka memasuki usia dewasa. Mereka sangat impulsif, walaupun tidak hiperaktif atau agresif. Ketika anak-anak ini berkembang menjadi remaja dan dewasa awal, perjudian tampaknya menjadi awal permasalahan akan fungsi dirinya sebagai ayah dan rentan melakukan tindak pidana yang lebih mengarah pada penyiksaan.
Namun peneliti masih bertanya mengapa perjudian sangat menggiurkan bagi orang tertentu, sedangkan yang lain tidak. Permasalahan ini dijawab oleh Dr Alexander Neumeister, menggunakan teknik peralatan canggih ia melihat otak yang bermasalah karena judi dan alkohol. Ia mengukur jumlah reseptor khusus yang terlibat dalam mengatur impuls dan faktor lainnya.
"Ciri utama dari adanya kecanduan adalah rusaknya pengaturan rangsang. Kelainan fungsi dari otak depan mengarah pada berkurangnya toleransi untuk menunggu," ujar Neumeister. Ketidaksabaran yang dihasilkan dapat mengakibatkan orang tersebut bertindak tanpa mempertimbangkan akibatnya. "Pencitraan kami jelas bahwa kecanduan ini mengarah pada pentingnya kerusakan fungsi otak depan."
Area ini menunjukkan dengan tepat bahwa inilah otak yang perlu di"kasihani", Neumeister dan tim menemukan bahwa orang dengan masalah kecanduan alkohol dan judi menunjukkan fungsi yang berbeda dari reseptor khusus dibandingkan dengan orang sehat. Perbedaan tersebut terkait dengan tingkat keparahan kecanduan. Peneliti mencoba mengembangkan obat yang bisa mengobati daerah di otak itu yang terkena dampak.
Dr Nancy Petry di pusat kesehatan Universitas Connecticut bekerja dengan penderita penyakit judi dan orang yang mencari pengobatan akibat gangguan narkoba. Masalah perjudian muncul sekitar 10-20% di diri pelaku. Petry membandingkan penggunaan berbagai jenis terapi bicara, termasuk intervensi singkat dan terapi kognitif-perilaku. Terapi ini mengajarkan bagaimana orang tersebut berpikir secara berbeda tentang masalah dan kemudian bertindak berdasarkan pengetahuan itu.
"Kami menemukan intervensi yang sangat singkat dan terapi kognitif-perilaku yang efektif dalam mengurangi perjudian dan masalah yang berhubungan dengan perjudian. Ada peningkatan yang siginifikan dibandingkan dengan perawatan biasa atau bentuk standar pengobatan seperti Gamblers Anonymous (program 12 langkah)." kata Petry.
Siapa saja dapat memiliki masalah judi dan tak seorangpun harus malu atau takut untuk mencari pengobatan. "Penyakit judi adalah gangguan medis, bukan dosa atau kejahatan. Tidak ada stereotip, prediksi utama dari hasil ini adalah adanya suatu motivasi yang sungguh-sungguh." kata Dr Carlos Blanco dari Universitas Columbia dan Institut Psikiatri New York.
Dengan kata lain, hal terpenting adalah niat yang kuat atau keinginan untuk mengambil tindakan. Blanco menawarkan wawancara motivasi pada diri penjudi, yang membantu mereka untuk mengeksplorasi campuran perasaannya akan usaha untuk berhenti berjudi. Ini mempersiapkan mereka guna bersedia memulai terapi kognitif-perilaku. Menggunakan dua terapi sekaligus menjadi sangat efektif. Jika Anda memiliki masalah tentang perjudian, mintalah bantuan. Penyedia layanan kesehatan Anda dapat membantu untuk menemukan pengobatan yang terbaik bagi Anda.
Diterjemahkan secara bebas dari http://newsinhealth.nih.gov/issue/May2011/Feature1
foto: heruretno.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment