Sylt adalah nama sebuah pulau paling utara di Jerman. Pulau dengan garis pantai sepanjang 40 km ini merupakan bagian dari Wadden Sea, zona intertidal dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. UNESCO menjadikan kawasan yang meliputi Jerman dan Belanda tersebut sebagai salah satu warisan dunia (world heritage) pada tahun 2009.
Pada pertengahan abad ke-19, masyarakat mulai melirik daerah ini sebagai tujuan wisata pantai untuk liburan musim panas. Perkembangan pariwisata menyebabkan pembangunan hotel dan infrastruktur wisata lainnya sebagai sumber pemasukan penduduk lokal. Pulau ini pun terhubung oleh jalur kereta sepanjang 11 km dari daratan jerman sejak tahun 1927, dengan stasiun utama Westerland. Besarnya investasi pariwisata yang telah ditanamkan mendorong Jerman untuk melindunginya dari ancaman badai, abrasi dan kenaikan muka air laut.
Sylt tersusun oleh sedimen lepas yang berasal dari proses glassiasi. Kondisi ini menyebabkan perpindahan sedimen rata – rata 4 meter per tahun oleh angin, sangat dinamis untuk area seluas 91 km2. Pada saat terjadi badai di musim dingin, muka air laut naik rata – rata setinggi 3 meter. Pada 1870 – 1952, garis pantai mengalami kemunduran sejauh 0,9 meter/tahun dan meningkat menjadi 1,5 meter/tahun untuk periode 1952 – 1984. Sebuah badai besar pada tahun 1984 menyebabkan kemunduran garis pantai sepanjang 20 meter di bagian selatan Pulau Sylt atau setara dengan hilangnya setengah juta m3 sedimen.
Perlindungan daerah pesisir sudah dilaksanakan sejak 130 tahun yang lalu. Berbagai konstruksi teknik seperti groyne, breakwater dan seawall dibangun dan telah menelan biaya sekitar 2,15 miliar euro. Vegetasi jenis Ammophila arenaria dan Leontodon sp ditanam untuk menstabilkan pasir pantai. Untuk mengganti sedimen yang hilang, pasir dari laut pun dihisap dan disalurkan menuju pantai melalui pipa khusus. Total 36 juta m3 pasir telah ditransportasikan dengan biaya 3,5 juta euro per tahun. Sumber pembiayaan 70% berasal dari republik federal, sisanya dari negara bagian schleswig holstein. Dana tersebut berasal dari pajak wisatawan yang menginap.
Gambar : Wisata pantai diantara pipa saluran sedimen dari laut dan vegetasi bukit pasir
Lembaga riset bernama Alfred Wegener Institut dan Nature Science Center pun didirikan untuk mengamati kondisi terkini dan memberikan informasi serta pendidikan bagi masyarakat tentang proses alam yang telah, sedang dan akan terjadi di Pulau Sylt. Waktu akan terjadinya pasang – surut dan badai diumumkan kepada masyarakat secara berkala. Lembaga riset bersama pemerintah, LSM dan wartawan serta pihak – pihak yang terlibat lainnya saling bekerja sama sesuai peran masing – masing. Bencana alam memang tidak bisa dicegah, tetapi mengurangi dampak yang mungkin terjadi merupakan kewajiban bersama untuk melindungi masyarakat.
No comments:
Post a Comment