TRANSLATE THIS BLOG

Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by Anang

Saturday, November 13, 2010

Berlian Tidak Selalu Abadi


Berlian adalah abadi, itu kata banyak orang. Ternyata tidak semua bahan mineral bisa bertahan abadi. Faktanya, sekitar dua pertiga dari 4300 mineral di bumi hari ini melalui proses biologi. Setidaknya demikian menurut Robert M. Hazen, pakar geologi dari Carnegie Institution in Washington, D.C. Bersama tujuh rekannya, Hazen mengidentifikasi adanya tiga fase evolusi mineral.
Fase pertama dimulai pada lebih daru 4,55 miliar tahun silam, saat sistem tata surya mulai berkembang. Elemen-elemen kimianya datang bersamaan, membentuk sekitar 250 mineral sederhana yang bertabrakan menjadi planet-planet. Di bumi, fase kedua terjadi antara periode 4,55 hingga 2,5 miliar tahun lampau, dimulai saat terjadi tabrakan yang membentuk bulan. Suhu dan tekanan bumi sangat bervariasi. Saat itu juga lempengan tektonik mulai muncul, kandungan air dan karbon dioksida membantu penyebaran elemen-elemen. Perubahan ini memungkinkan terjadinya evolusi 1250 mineral baru.
Evolusi Darwin
Akhirnya, fase ketiga terjadi, selama 2,5 miliar tahun terjadi proses biologi -terutama fotosintesis- yang memengaruhi munculnya komposisi mineral dengan adanya proses oksigenisasi di atmosfer. “Mineral seperti malasit, turquoise, dan 3000 mineral lain terbentuk hanya di planet uang hidup,” jelas Hazen.
Evolusi mineral berbeda dengan evolusi yang dijelaskan Darwin, melainkan lebih sederhana. Kemajemukan mineral yang ada hari ini di bumi adalah hasil dari penguraian proses biologi dan fisika. Detail studi ini dihadirkan secara lengkap di jurnal terbaru American Mineralogist.
Diterjemahkan secara bebas dari LiveScience
Foto:/i.dailymail.co.uk/

2 comments: