TRANSLATE THIS BLOG

Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by Anang

Sunday, August 22, 2010

Cerpenku "Senyummu Dibalik Ilmu"

Kegugupan, itulah yang dirasakan oleh Adit ketika dia mengerjakan materi Kejuaraan Sains di asrama malam hari. Teman yang selalu membantunya pun sudah tidak kuat lagi dengan sifatnya yang suka mengatur bila sedang kecapaian, kecuali Adika. Dia selalu membantu Adit karena ikatan persahabatan mereka yang kuat, apalagi dia juga tahu perasaan Adit yang tertekan karena harus melawan teman dekatnya sendiri dalam kompetisi ilmiah ini. Tya, teman dekatnya yang dia sayangi terpaksa harus dia lawan karena sekolah mereka yang berbeda.
“Hey, jangan melamun terus! Kamu tidak usah merasa bersalah karena harus bersaing dengannya. Inikan cuma Kejuaraan Sains tahunan biasa. Kita harus bisa memenangkan Kejuaraan Sains ini untuk menggenapi kesembilan piala kita yang ada di lemari penghargaan.”, kata Adika seraya menghibur.
“Tapi aku sekarang menjadi kurang bersemangat ketika tahu kalau aku harus bersaing dengan Tya. Dia kan sudah menginginkan untuk dapat mengikuti kejuaraan sains ini sejak dua tahun lalu. Apakah aku masih dianggap teman olehnya bila aku harus bersaing dengannya? Apalagi kita harus mampu memenangkan kejuaraan ini. Apa mungkin aku tega untuk mengalahkan dia setelah dia mendapatkan kesempatan itu?”, balas Adit dengan muramnya.
“ Sudahlah friend, kamu tidak salah. Jangan kamu terbayang bayang mengenai hal ini terus.”, balas Adika.
Hari kejuaraan itupun tiba. Hari yang dinantikan selama tiga hari oleh para peserta kejuaraan sains di Bogor. Keramaian ini membuat hati Adit sedikit lebih tenang karena sedikit kemungkinan bisa bertemu Tya. Tim dari Provinsi Jawa Barat telah selesai mempresentasikan hasil penemuannya, kini giliran tim dari Jawa Tengah yang harus mempresentasikan hasil penemuannya.
“Adit, kamu sudah siap untuk presentasi kali ini kan?”, gumam Adika ketika berjalan.
“Tenang, aku tahu apa yang harus aku lakukan.”, imbuh Adit dengan percaya diri.
Ketika presentasi tersebut hampir selesai, dia terkejut ketika melihat Tya. Namun hal itu tidak mengganggunya sama sekali. Akan tetapi sesaat setelahnya, Tya tergelincir dan jatuh. Paramedis yang sejak pagi bersiaga disana langsung menolongnya. Adit yang melihat hal itu sempat terkejut, akan tetapi rasa itu ditahannya dalam hati dengan tetap mengembangkan senyumnya sampai presentasi selesai.
Setelah presentasi tersebut selesai, kini giliran tim dari Jawa Timur, tim yang mengikutsertakan Tya dalam kejuaraan tersebut. Akan tetapi pada saat tim tersebut mempresentasikan hasil penemuannya, tidak nampak sedikitpun Tya.
“ Adika, gimana nieh. Tya tidak ada dimana mana, apa dia sakit parah?” , tanya Adit.
“ Sudahlah, jangan khawatir. Dia pasti akan baik baik saja.”, jawab Adika dengan santai.
Ketika tim dari Jawa Timur tersebut mengujicoba hasil penemuannya, terjadi masalah yang tidak terduga. Alat yang seharusnya dapat melelehkan karet dengan laser infra merah gagal. Tim dari Jawa Timur itupun mulai kebingungan. Pada saat kecemasan menyelimuti hati para anggota tim, tiba tiba datang seseorang dengan seragam yang sama. Seketika itu pula dia langsung memperbaiki alat tersebut. Sesaat kemudian tangan mungilnya menunjuk keatas pertanda alat tersebut sudah siap. Setelah diperagakan oleh para anggota ternyata berhasil. Kurangnya kristal masif sebagai pemantul alami sinar infra merah menjadi penyebab kegagalan tersebut. Namun hasil yang mengagumkan itu berhasil mereka tampilkan.
“ Benar benar hebat anak itu. Tapi sayangnya karena jarak yang terlalu jauh, aku jadi kurang tahu siapa dia.”, gerutu Adika sambil berusaha melihat dari kejauhan.
“ Tanpa melihat dari dekatpun aku sudah dapat menebaknya kalau itu adalah Tya. Suara dari microfone yang jernih itu mampu mengingatkanku akan suaranya yang indah.”, jawab Adit dengan sombongnya.
“ Alah, sok tahu kamu. Tapi kalau diperhatikan secara teliti, dia memang seperti Tya.”, balas Adika dengan jengkelnya.
“ Apa kataku bilang, hahaha... “ , jawab Adit dengan senangnya.
Setelah semua tim mempresentasikan hasilnya, acara pengumuman juara dari Kejuaraan Sains ini dimulai. Tanpa disangka tim dari Jawa Timur menjadi runer up tahun ini.
Suara yang keras itu kemudian menggema, “ Juara satu dari Kejuaraan Sains tingkat nasional tahun ini adalah.... tim dari Jawa Tengah!!!”
“ Horeee,, kita menang!!” teriak Adit dengan kencangnya.
Kemeriahan itu senantiasa terkenang didalam hati seluruh peserta Kejuaraan tersebut..

No comments:

Post a Comment