Ini adalah sebuah cerita bergelantung... Bukan seperti
lutung maupun belatung, tapi ini cerita pesanan dari seorang lutung kasarung...
Oke, aku mau bercerita mengenai beberapa orang yang aku kepo
sebelumnya dan ada yang meminta seberapa paham aku dalam memahami serpihan
fakta dan opini yang kemudian dibangun untuk membentuk cerita berbagai sisi..
Sinar mentari pagi mulai meraba setiap kehidupan di dunia...
Sosok sinar yang tak diketahui banyak orang, tak dianggap banyak kalangan...
Dia muncul dari tempat yang jauh entah apakah berujung... Sinarnya memikat
beberapa bunga, ada bunga tulip, lili, mawar, melati, dan sepatu... Suara
burunglah yang memberitahukannya yang bersahut-sahut entah mana yang benar...
Banyak hal yang tidak diketahui dari sinar itu, begitu transparan, penuh tipuan
jika tak mampu melihat lebih dalam... Ada sinar lain yang juga berasal dari
dunia yang sama, dia seperti cahaya... Meskipun sama-sama sinar, tetapi tidak
mampu meraba watak dari sinar itu... Akan tetapi setiap sinar memiliki wataknya
sendiri-sendiri... Cahaya yang satu ini memiliki sinar yang lebih tipis
sehingga dia mampu menerobos apapun yang menghalangi usahanya, baik diketahui
ataupun tidak, diminta ataupun tidak... Cahaya ini berteman dengan sinar sesaat
mereka bertemu disuatu lembah... Karena sinar dari cahaya yang tipis,
membuatnya mudah bergidik penasaran apa yang sebenarnya terjadi dimanapun yang
teraba oleh sinarnya, sinarnya yang mampu menembus apapun itu... Cahaya ini
mulai menembus cahaya dari sinar, muncullah sel surya yang beraneka ragam, dia
membentuk kilauan simetris untuk mencari berbagai rahasia dari berbagai makhluk
termasuk sinar... Sinar ternyata memikat bunga lili karena warnanya yang cerah
sepandan dengannya... Meskipun banyak bunga lain yang sempat membuat sinar
berallih bersinar, tetapi bunga yang satu ini berhasil bertahan karena warnanya
yang sangat berkilau jika terkena sinar... Akan tetapi bunga itu ternyata
dimiliki oleh seorang dewa alam, dewa tersebut memberikan siraman air suci
sehingga bunga tersebut selalu tumbuh... Bunga lili semakin khawatir bagaimana
jika dia nanti melampai matahari, menembus jangkauan sinar yang hanya meraba
bumi? Bunga takut jika nanti sinar itu tak lebih tinggi sinarnya dibanding
kelopaknya yang semakin menjuntai indah...
Disaat bunga itu bingung, ternyata sinar mendapatkan tugas
untuk menyinari daerah lain yang terkurung awan... Disinilah mula asalnya sinar
bertemu dengan cahaya, sosok sinar yang lain... Cahaya memiliki kebiasaan siapa
yang telah menjadi temannya dan memiliki hal yang mirip dan atau menyenangkan,
dia tak akan membiarkannya pergi menghilang selama cahayanya masih mampu
berkilau menjangkau pelupuk katulistiwa. Akan tetapi cahaya memiliki rasa
penasaran yang tinggi karena sinar bawaannya yang halus dan tipis mampu
menembus setiap lapis kehidupan sekalipun... Cahaya memiliki banyak teman yang
mendukung kemampuannya seperti bunga matahari, bebatuan, bahkan angin
sekalipun... Anginlah yang sering memberikan cahaya hal-hal yang membuatnya
penasaran, termasuk penasaran tentang sinar, teman barunya yang wajib diketahui
asal usulnya... Cahaya pun karena memiliki teman baru yang memiliki sifat yang
hampir sama dan sinar ternyata juga memiliki banyak hal yang sama seperti
kilat---teman cahaya dulu yang kini telah sirna. Cahayapun dengan kehalusan
partikelnya dengan hati-hati menguak setiap pecahan memori dari sinar dengan
berbagai cara... Dari situlah cahaya tahu kehidupan lampau sinar termasuk
mengenai bunga-bunga dari lembah seberang... Cahaya pun semakin tertarik dengan
kehidupan sinar karena imajinasinya mengenai sebuah cerita yang unik... Setelah
mengikutinya dengan hati-hati, termasuk dengan bantuan angin laut, cahaya
mengetahui bahwa sinar tertunduk pada bunga Sedap Malam... Cahaya yang mengetahui
masalah bunga-bunga lain itu hanya berdiam saja sambil tersenyum penasaran
apakah yang akan terjadi nantinya...
Waktu terus berjalan, kehidupan dan kematian datang silih
berganti... Datang hembusan badai dengan berita suramnya, menakuti seluruh
flora dan fauna, datang memberikan kabar jika bunga sedap malam tak ingin menjadi
kekasih sinar... Bunga itu lebih memilih bulan karena dia akan terlihat cantik
dan mewangi ketika malam tiba... Berita itupun tertiup angin dengan
kencangnya...
Lambat laun kicauan burung gereja mulai mereda, sinar mulai
menampakkan wujudnya... Cahaya yang tahu kembali menghampiri... Dia mencoba
merangkai setiap gejala menjadi peristiwa dan mengubahnya menjadi sebuah
cerita...
Cahaya yang mampu menjangkau lapisan atas mencoba menilik
seperti apakah lembah yang dimaksud itu... Ternyata lembah itu berada didalam
hutan yang sangat dalam entah merupakan suatu keajaiban apabila kehidupan besar
ada disitu... Cahaya kemudian menembus kelopak bunga itu, apa yang ada
didalamnya... Ternyata banyak hal yang menarik yang tidak ingin cahaya katakan
karena rahasia adalah jaminan kilaunya... Hanya satu yang dia tahu, meski bunga
tergores, sobek, tersiram pasir, dan terinjak binatang sekalipun, bunga itu
tetap menunggu sinar yang entah bagaimana disana untuk datang kembali ke lembah
itu...
DI sisi lain, sinar itu ternyata sedang senang bermain
dengan bayang semu... Akan tetapi ketika cahay datang, bayang itu hancur
terkena sinarnya... Sinar pun marah kepada cahaya itu, lupa terhadap apapun
yang terjadi sebelumnya... Cahaya mencoba menjelaskan tetapi terhempas begitu
saja karena sinar dari sinar itu memang lebih padat dan susah untuk didatangi
apalagi saat sinarnya memanas... Cahaya yang kehilangan sinar yang merupakan
teman baiknya pun harus menyinari lembah tempat dia ditugaskan sendirian...
Badai awan yang merusaknya perlahan membuatnya jatuh terperosok dan sinarnya memudar..
Cahaya tersebut hanya berfikir mungkin dia hancur saja karena harus kehilangan
teman yang dianggapnya sahabat... Darah menetes, namun itu tak mengubah
apapun... Hingga akhirnya saat cahaya mulai tertelan gelap, sinar datang
membantu, meskipun menjadi renggang dan seperti hal yang tidak dikenal atau
sebatas tahu siapa dia...
Hal yang menyedihkan dan menggerogoti cahaya itu membuatnya
mencoba bangkit dan kembali seperti dulu, yaitu menguak setiap rahasia
dibumi... Dia kemudian berpikir untuk menjelajah hal yang lain... Tak diduga
saat berjalan-jalan, cahaya melihat sinar bermain-main seperti memberi harapan
palsu kepada rumput liar agar rumput itu mampu memberikan identitas dari sinar
mengenai kejantanan sinarnya... Banyak sinar lain termasuk penjaga waktu
meremehkan sinar... Dengan pemberian harapan itu, sinar berharap tidak dianggap
remeh kembali dan memiliki hal yang akan menjadikan dia senjata untuk melawan
hal itu... Sinar tak menguak mengenai makhluk di lembah tadi untuk memperluas
pencahayaan terhadap rumput dan tumbuhan lain, karena itu sangat diperlukan untuk
mempertajam senjatanya... Cahaya yang melihat itu hanya berimajinasi apakah
yang akan terjadi selanjutnya, dia tidak berani membaut cerita karena hal itu
akan mengingatkan pada kejadian yang sangat menyebalkan, menghinakan, dan
membuang-buang hidupnya...
Cahaya tidak tahu apa yang akan dirangkai lagi... Begitu
banyak hal yang ingin disampaikan, tetapi tidak ada ruang dan waktu untuk
menunaikan... Begitu banyak hal yang ingin diutarakan, tetapi sulit untuk
menyamarkan... Maka, cukup sampai sinilah cahaya menorehkan hangat... Entah apa
akan terus berkesinambungan, tapi itu kepastian... Jika cahaya belum padam...