TRANSLATE THIS BLOG

Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by Anang

Sunday, June 19, 2011

Padepokan Travian.... Foorrrr....

Padepokan tempat melatih kesatria dan pada tingkat 10 bisa menguasai oasis disekitar desa dan meningkatkan produksi sumberdaya desa anda.
Biaya untuk menaikkan ke tingkat 2:
Kayu930Liat890Besi930Gandum320Penggunaan gandum1durasi0:38:20

Oasis yang telah dikuasai dari desa Village Hunter

Tipe Loyalitas ditaklukan Koordinat Sumberdaya
1. Oasis berikut dari padepokan 10
2. Oasis berikut dari padepokan 15
3. Oasis berikut dari padepokan 20

Oasis lain dalam jangkauan Village Hunter

Tipe Pemilik Desa Koordinat Sumberdaya
Gunung - - (116|34) Besi +25%
Danau - - (114|33) Gandum +25%
Gunung - - (116|33) Besi +25%
Hutan - - (114|31) Kayu +25%
 

Komunikasi Interseluler Menggunakan Saluran Tabung Nano

Netsains.com - Pernahkah Anda memikirkan apa yang terjadi ketika kulit Anda terluka dan beberapa hari kemudian luka tersebut akan tertutup dan sembuh dengan sendirinya?  Hal tersebut tak lepas dari peran sel-sel yang ada di dalam tubuh untuk kembali membentuk jaringan kulit. Sel merupakan unit fungsional terkecil dalam tubuh seluruh makhluk hidup tak terkecuali manusia yang memiliki peran masing-masing pada jaringan atau organ tubuh tertentu. Namun bagaimana sel-sel yang jumlahnya sangat banyak tersebut dapat berkomunikasi membentuk suatu aksi tertentu? Pertanyaan tersebut yang akan dijawab oleh para ilmuwan.
Sepuluh tahun belakangan ini para peneliti telah mengetahui bahwa mayoritas sel tubuh dapat membentuk saluran tabung nano ultra-tipis yang disebut sebagai tunneling nanotubes (TNTs). Saluran ini memiliki ketebalan setara dengan 1/500 dari tebal rambut manusia dan merupakan salah satu mekanisme komunikasi interseluler yang berbeda dari yang sebelumnya diusulkan. Pada tahun 2010, Dr. Xiang Wang dan Professor Hans-Hermann Gerdes dari University of Bergen's Department of Biomedicine menemukan bahwa sinyal elektrik yang melewati tabung nano ini memiliki kecepatan yang cukup tinggi yaitu sekitar 1-2 m/s. Mekanisme inilah yang menjelaskan terbentuknya jaringan tubuh pada embrio manusia dan bagaimana luka dapat sembuh.
Dr. Wang menggunakan zat warna fluoresen untuk mendeteksi perubahan intensitas yang terjadi selama perubahan potensial listrik pada membran sel. Ketika dua sel terkoneksi oleh tabung nano yang dibentuk oleh salah satu sel, terjadi depolarisasi pada membran sel tetangganya sehingga terjadi perubahan potensial membran. Hal ini membuat indikator fluoresen yang ada pada membran sel mengemisikan cahaya yang kemudian dianalisis dengan spektrometer. Percobaan ini dilakukan berulang kali untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya secara statistik. Hasil penelitian mereka ini telah dipublikasikan pada Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).
Tabung nano interseluler ini sama sekali tidak permanen. Waktu hidupnya kebanyakan hanya beberapa menit. Hal ini masih diteliti para ilmuwan karena tidak dapat diprediksikan kapan sel membentuk saluran ini. Pembentukan saluran tabung nano interseluler ini memang wajar ditemukan pada banyak sel, tetapi hal ini memang tidak terjadi di semua sel. Penelitian ini juga dilanjutkan untuk mendeteksi pembentukan tabung nano interseluler pada sel otak untuk mengetahui mekanisme kerja pengiriman sinyal yang terjadi.
Sumber : www.sciencedaily.com
Sumber gambar : http://images.sciencedaily.com/2011/04/110429120213.jpg

Mengenal Apa Itu “Process Mining”

Netsains.Com - Saat ini banyak organisasi menggantungkan proses bisnisnya pada satu atau lebih sistem informasi yang mereka miliki. Sistem informasi yang digunakan contohnya seperti WMS – Workflow Management System, CRM – Customer Relationship Management, ERP – Enterprise Resource Planning dan lain sebagainya.
Setiap sistem informasi tersebut tentunya dirancang berdasarkan model dari suatu proses bisnis. Pada umumnya sebuah sistem informasi mencatat setiap event / kejadian pada sebuah log untuk memonitor proses yang berjalan. Catatan tersebut dapat berupa transaction logs ataupun audit trails.
Seiring dengan berjalannya waktu dan tingkat penggunaan sistem informasi yang semakin tinggi maka bertambah pula kumpulan event log yang tersimpan. Melalui event log inilah kita bisa melakukan analisa dengan menggunakan berbagai algoritma yang telah disediakan aplikasi ProM. Hasilnya dapat berupa suatu bagan model proses bisnis yang kemungkinan berbeda dengan model sebelumnya.
Processs Mining merupakan suatu teknologi yang relatif masih baru dalam kaitannya dengan BPM – Business Process Management. BPM sendiri bertujuan untuk mendapatkan model dengan cara mengamati perilaku proses bisnis di suatu organisasi. Pada process mining, pengamatan dilakukan terhadap proses bisnis yang telah terkomputerisasi. Dengan cara ini diharapkan akan ditemukan struktur proses baru yang sebelumnya tidak disadari sedang terjadi. Berdasarkan siklus yang konsisten serta frekuensi aliran informasi yang terjadi maka dapat diketahui apakah selama ini pross bisnis yang diterapkan oleh sistem informasi telah sesuai dengan pedoman yang dimiliki oleh organisasi ataukah sebaliknya?
Berbagai manfaat bisa didapat dengan adanya Process Mining, seperti untuk mengetahui bagaimanakah proses yang sebenarnya terjadi? Apakah proses yang berjalan sudah sesuai dengan model yang dirancang sebelumnya? Di tahapan manakah terjadi perlambatan proses? Selain itu yang cukup menarik bahwasannya aplikasi ini juga mampu melakukan prediksi atas jumlah keterlambatan yang mungkin timbul serta membuat rancangan model seperti apa yang lebih tepat guna menyelesaikan permasalahan?
Penggunaan event log sebagai sumber data dari tehnik Process Mining dirasa cukup tepat karena umumnya log sebuah sistem informasi berisi data dari berbagai kasus yang dieksekusi organisasi. Data yang dicatat umumnya berupa waktu mulai dan selesainya pekerjaan di suatu bagian, siapa saja pelakunya, dan lain sebagainya. Di bawah ini terlihat contoh tabel log suatu sistem informasi yang menangani proses penagihan denda kepada pelanggan. Terlihat adanya empat contoh kasus (Case ID) yang terjadi dalam satu siklus. Pada kolom Task Name berisi kegiatan yang dilakukan kemudian pada kolom Event Type berisi status dari setiap pekerjaan. Pada kolom berikutnya tercantum ID si pelaku, apakah dilakukan oleh sistem ataukah orang. Kolom Timestamp berisi tanggal serta jam dilakukannya kegiatan. Data pendukung lainnya masih dapat terus ditambahkan sesuai kebutuhan atas analisa yang hendak dilakukan.
Foto: gennet.com

Sunday, June 12, 2011

Membangun Budaya Membaca (Literacy Cultur) di Sekolah



“Menulislah agar dipahami, berbicaralah agar didengar, dan membacalah agar menjadi besar.”
Awal abad XX ditandai oleh perang Rusia melawan Jepang (1904-1905). Rusia kalah pada pertempuran laut di Selat Tsushima 27-28 Mei 1905.Geoffrey Jukes, penulis The Russo-Japanese War 1904-1905, mengatakan, penentu hasil perang itu bukanlah teknologi, tetapi tingkat literasi.Hanya 20 persen personel militer Rusia bisa ”membaca dan menulis”. Akibatnya, banyak yang tidak mampu mengoperasikan secara benar persenjataan modern (saat itu) dan sistem telegraf nirkabel yang diimpor dari Jerman. Serangan Rusia sering salah sasaran karena salah membaca peta dan salah mengoperasikan jaringan komunikasi.
Sebaliknya, hampir semua tentara Jepang tahu ”membaca dan menulis”. Mereka mahir menggunakan persenjataan militer modern dan memanfaatkan infrastruktur intelijen militer secara benar. Jepang bahkan sudah memodifikasi sistem telegraf nirkabel dari Jerman.
Dari dua fakta sejarah ini tentu kita dapat mengambil kesimpulan tentang betapa pentingnya ”membaca dan menulis” atau yang kita kenal sebagai kemampuan literasi. Lalu bagaimana dengan Indonesia
Minat Membaca Di Kalangan Peserta Didik
Berdasarkan riset lima tahunan pada 2006 yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study, yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian. Indonesia hanya lebih baik dari Qatar, Kuwait, Maroko, dan Afrika Selatan. Sementara itu, berdasarkan penelitian Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP untuk melek huruf pada 2002 menempatkan Indonesia pada posisi 110 dari 173 negara. Posisi tersebut kemudian turun satu tingkat menjadi 111 di tahun 2009.
Data-data tersebut tampaknya akan terus memburuk mengingat minimnya infrastruktur dan perhatian yang ada saat ini, seperti terbatasnya jumlah bacaan yang tersedia dan jumlah guru. Berdasarkan data CSM, yang lebih menyedihkan lagi perbandingan jumlah buku yang dibaca siswa SMA di 13 negara, termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat, jumlah buku yang wajib dibaca sebanyak 32 judul buku, Belanda 30 buku, Prancis 30 buku, Jepang 22 buku, Swiss 15 buku, Kanada 13 buku, Rusia 12 buku, Brunei 7 buku, Singapura 6 buku, Thailand 5 buku, dan Indonesia 0 buku.
Padahal kita tahu bahwa membaca buku itu penting! Ini semua orang tahu, dan pasti setuju. Oleh sebab itu menjadi sangat beralasan, mengenalkan buku dan kegiatan membaca pada anak-anak. Karena dengan kebiasaan dan kecintaan membaca sejak dini, mereka ketika memelajari apapun akan menjadi lebih mudah. Semakin tinggi kemampuan dan kecintaan terhadap kegiatan membaca, akan semakin tinggi pula tingat kesenangan dan kegembiraan anak-anak ketika belajar. Mereka akan lebih mudah memahami setiap pelajaran di sekolah. Yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi akademik.
Literasi biasanya dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis. Pengertian itu berkembang menjadi konsep literasi fungsional, yaitu literasi yang terkait dengan berbagai fungsi dan keterampilan hidup. Kemampuan tentara Jepang memahami handbook peralatan perang, membaca peta, mendalami strategi, dan memodifikasi sistem telegraf nirkabel adalah gambaran literasi fungsional.
Konsep maupun praksis literasi fungsional baru dikembangkan pada dasawarsa 1960-an (Sofia Valdivielso Gomez, 2008). Literasi dipahami sebagai ”seperangkat kemampuan mengolah informasi, jauh di atas kemampuan mengurai dan memahami bahan bacaan sekolah” (A Campbell, I Kirsch, A Kolstad, 1992). Melalui pemahaman ini, literasi tidak hanya membaca dan menulis, tetapi juga mencakup bidang lain, seperti matematika, sains, sosial, lingkungan, keuangan, bahkan moral (moral literacy).
Pelajaran Berharga Dari Fakta Temuan PIRLS
Dari fakta temuan PIRLS kita dapat menyimpulkan beberapa hal yang menyebabkan hal ini dapat terjadi. Realitas pertama dari fakta rendahnya minat baca anak Indonesia adalah kualitas perpustakaan yang masih jauh dari memadai ditiap sekolah. Berdasarkan data terakhir, di Indonesia terdapat 169.031 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Artinya, jika tiap sekolah memiliki satu perpustakaan, seperti yang diamanahkan oleh UU Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, maka ada 169.031 perpustakaan. Jika kondisi demikian dapat terwujud, tentu anak-anak akan memperoleh kemudahan dalam mengakses bahan bacaan. Dan pasti hasil riset PIRLS akan berbicara lain.namun, fakta dilapangan menunjukkan bahwa Sekolah Dasar yang memiliki perpustakaan baru sekitar 1 persen lebih sedikit. Dan hal ini baru sebatas jumlah dan belum menyangkut seberapa banyak koleksi buku yang dipunyai. Apakah keragaman bacaan yang dimiliki sudah cukup memenuhi harapan pemustaka. Bagaimana kondisi fisik perpustakaan (sarana), dan prasarana lainya (buku, rak buku, sistem pengolahannya). Sekaligus apakah petugas yang mengelola perpustakaan adalah pustakawan, atau sekadar guru non job yang dikaryakan. Sehingga perpustakaan yang ada sekadar menjadi tempat buku-buku berhimpun, bertumpuk-tumpuk, kumal, terselimuti debu tebal.
Realita kedua dari fakta rendahnya minat baca anak Indonesia adalah karena tidak ada integrasi yang nyata, jelas, dan tegas antara matapelajaran yang diberikan dengan kewajiban siswa untuk membaca. Siswa tidak diberi keleluasaan dan kebebasan untuk mencari sumber pembelajaran di luar buku teks yang digunakan oleh guru. Satu contoh sederhana, kita tidak memiliki standar minimal tentang bacaan wajib buku yang harus dikhatamkan siswa di tiap jenjang pendidikan, entah itu berdasarkan jumlah (quantity) maupun judul-judul tertentu (quality). Alih-alih secara bertahap dan rutin ada pengecekan tingkat kemajuan bacaan siswa, baik yang menyangkut bacaan yang diwajibkan (required reading), bacaan yang dianjurkan (recommended reading), dan bacaan menyangkut pengetahuan umum (general knowledge).
Realita ketiga, rendahnya minat baca anak Indonesia karena, pengalaman pra-membaca dan membaca (berkenalan dengan buku) yang dialami anak kurang menyenangkan, jika enggan menyebutnya buruk. Buku, sebagai media teks yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat minat baca dikenalkan pada anak-anak dengan cara yang tidak menarik. Bahkan menimbulkan pengalaman yang traumatik.
Membangkitkan Minat Baca
Minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan (kecendrungan hati) untuk membaca. Perhatian atau kesukaan untuk membaca merupakan keterampilan dasar untuk belajar dan untuk memperoleh kesenangan. Membaca merupakan alat bagi orang-orang yang melek huruf untuk membaca jendela ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas dan mendalam melalui karya cetak atau karya tulis seperti kata pepatah buku adalah jendela dunia dan perpustakaan adalah pintunya. Tujuan pembinaan minat baca pada anak adalah untuk mengembangkan masyarakat membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan yang dimulai dalam lingkungan keluarga. Secara lebih khusus, pembinaan minat baca pada anak bertujuan untuk mewujudkan suatu sistem penumbuh-kembangan minat baca dengan menyediakan fasilitas berupa bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Buku, sebagai media teks yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat minat baca dikenalkan pada anak-anak dengan cara yang tidak menarik. Bahkan menimbulkan pengalaman yang traumatik. Biasanya mereka dikenalkan pada buku untuk pertama kalinya adalah berupa buku pelajaran yang tebal (menurut ukuran anak), sudah begitu, isinya melulu tulisan, ukuran hurufnya pun kecil-kecil, tidak ada gambarnya lagi. Tentu saja keharusan membaca buku yang demikian, laksana menyuruh anak untuk membenci buku secara berjamaah.Namun giliran anak-anak tengah mendapatkan keasyikan membaca buku, meskipun dalam bentuk komik atau cergam (cerita bergambar), buru-buru—terutama para orangtua—melarang keras, disertai semburan kata ancaman. Difatwakan pada anak-anak bahwa membaca komik dan cergam hanya akan membuat si anak malas belajar dan bodoh. Padahal komik bisa menjadi pintu masuk bagi anak untuk mengembangkan imajinasi, serta ragam bacaannya tingkat yang lebih luas dan tinggi. Karena apa yang dibaca sesungguhnya mengikuti perkembangan wawasan, cara berfikir, dan kebutuhan pembacanya.
Lalu bagaimana cara meningkatkan minat baca peserta didik kita. Ibarat pepatah banyak jalan menuju roma, terdapat banyak cara meningkatkan minat siswa untuk membaca. Semuanya tergantung pada kreatifitas guru dan dukungan komponen-komponen lain disekolah seperti kepala sekolah, karyawan dan sekaligus orang tuas siswa. Berikut beberapa cara untuk meningkatkan minat baca siswa dengan berbagai macam kegiatan yang rekreatif dan mendidik:
  1. Penciptaan  atmosfir kelas yang mendukung dengan menempel pajangan hasil karya siswa dengan rapi serta slogan-slogan ajakan agar siswa gemar membaca.
  2. Penyediaan  buku-buku bacaan  yang memadai, baik dari segi kuantitas judul buku maupun kualitas buku di perpustakaan dan setiap ruang kelas.
  3. Tersedianya tempat koran, sebagai media rekreatif setelah siswa penat dengan pelajaran sehari-hari sehingga media koran/surat kabar dapat dijadikan sebagai alternatif media belajar dan ilmu pengetahuan.
  4. Menggalakkan lomba sekolah bertemakan kegiatan menulis, seperti; mengadakan lomba sinopsis, karya tulis, cerpen dan lain sebagainya.
  5. Membuat jadwal kunjungan ke perpustakaan, misalnya setiap hari rabu kelas 5 dan 6 diwajibkan berkunjung ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini pustakawan berperan aktif sebagai pustakawan referens. Jika, siswa ada yang bertanya tentang referensi sebuah mata pelajaran.
  6. Mewajibkan semua siswa, guru, dan karyawan sekolah untuk membudayakan membaca, dan membuat slogan-slogan di kelas seperti “Tiada Hari Tanpa Membaca”, “Gunakan waktu luang untuk membaca”, dan “Buku adalah jendela ilmu pengetahuan”. Dengan membuat kegiatan yang bersifat rekreatif dan edukatif diharapkan dapat membangun minat baca di kalangan siswa sekolah.
Sekolah yang dapat menumbuhkembangkan minat baca anak, tentunya adalah sekolah yang di dalamnya tercipta situasi pembelajaran yang menyenangkan, menumbuh-kembangkan rasa ingin tahu, mengaktifkan siswa, memberi kesempatan kepada mereka untuk berpikir kritis dan logis serta untuk mengembangkan kreativitasnya, dan yang memungkinkan mereka belajar secara efektif. Oleh karena itu sekolah perlu mengelola faktor-faktor yang dapat memotivasi minat baca peserta didiknya.
Sebagaimana kita ketahui, perkembangan minat baca anak tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan. Banyak faktor yang mempengaruhi, baik itu di dalam diri anak maupun di luar diri anak. Faktor yang mempengaruhi yang berada di luar diri anak antara lain kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan minat baca anak-anaknya. Bahkan di sekolah dan perguruan tinggi banyak tenaga kependidikan yang kurang memperhatikan perkembangan minat baca peserta didiknya. Faktor lain yang juga turut mempengaruhi adalah terbatasnya jumlah karya cetak, khususnya buku yang diterbitkan baik jumlah eksemplarnya maupun judulnya sesuai dengan kebutuhan anak.
Kepedulian bersama menjada kata kunci terakhir bagaimana meningkatkan minat baca anak ditengah derasnya arus hiburan seperti saat ini. Sebab tanpa itu semua, minat baca sebagai keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan mustahil akan muncul jika kita bersama tidak memupuk, membina dan mengembangkannya
Daftar Pustaka:
Agus M. Irkham. 2010. Minat Baca Anak Indonesia. Sumber: http://www.indonesiamembaca.org/ diakses 25 April 2011
Lasa Hs. 2005. Gairah Menulis: Panduan Untuk Pemula. Yogyakarta: Alenia
http://www.mustikoning-jagad.com/en/filosofi/35-filosofi/738-literasi-memenangi-kehidupan
http://indonesiabuku.com/?p=6052
foto: reading-guides.blogspot.com

Mengenal Pola Noda Darah

Di salah satu saluran TV kabel, ada sebuah serial science fiction berjudul Dexter. Serial ini menceritakan kisah yang merupakan salah satu bagian dalam ilmu analisis forensik yang spesifik dalam menganalisis pola yang ditimbulkan dari noda darah.
Tentu saja, dari bermacam – macam pola noda darah yang dianalisis, sangat bermanfaat dalam memecahkan berbagai kejahatan yang muncul baik dari sisi korban, maupun pelaku tindak kejahatan. Yuk, kita pelajari sedikit tentang pola noda darah dalam dunia forensik…

Sifat - Sifat Darah, Darah adalah cairan kompleks dengan total volume kurang  lebih 8% dari berat total tubuh  manusia.  Umumnya  dalam  tubuh seorang pria dewasa terdapat sekitar 5-6 liter darah  dan wanita dewasa sekitar 4-5 liter. Kekentalan darah biasanya sekitar 4.4 – 4.7 relatif terhadap viskositas air = 1. hal ini yan mengakibatkan darah lebih sulit mengalir dibanding air.
Komponen Darah, Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu Plasma darah dan komponen padatan. Dalam tubuh manusia darah terdiri atas 55% pasma dan komponen padat sekitar  45%.  Komponen plasma dara terdiri atas : 91% Air, 8% Protein terlarut, 1% Asam organik dan 1 %  garam,  sedang  komponen padat terdiri atas sel darah. Terdapat tiga jenis sel darah yaitu : Sel darah merah (Erythrocytes) Sel darah putih (Leukocytes) dan  trombosite.

DR. YOSEF RADZIKI, Menggolongkan Bentuk/Pola Noda darah kedalam 3 kelompok utama, yaitu:
1. Noda darah yang dihasilkan  dari  Extravasation Drops (Tetesan), Gushes & Spur (Tetesan & semburan arteri; Pool (Genangan)
a. Drops (Tetesan), Noda tetesan  terbentuk sebagai akibat gaya grafitasi. Darah yg keluar  dari luka memiliki massa  tertentu dan akan terjatuh sebagai bulatan berbentuk elips karena gaya grafitasi. Besarnya noda darah  tetesan tergantung pada volume arah yang menetes dan sifat-seifat permuaan dimana darah menetes.
b. Pool (Genangan), Aliran darah dari luka (tampa tekanan) yan tergenang di TKP karena faktor media dan gaya grafitasi.
c. Aliran (flows), Bentuk noda darah yang seringkali ditemukan ditempat kejadian perkara adalah pola aliran.  Pola  noda darah ini sering ditemukan pada tubuh korban, pada objek-objek tertentu di TKP atau  pada permukaan  tertentu  di TKP.  Terbentuknya pola noda darah tersebut diakibatkan oleh pengaruh grafitasi.
d. Drip (percikan cairan), Bentuk Noda darah terbentuk ketika genangan darah terkena tetesan darah.
e. Saturation Stain(Serapan),Adalah noda yang terjadi bila benda tertentu (yg dpt) menyerap menyentuh darah dengan kuantitas yang besar (Genangan atau aliran darah).
f. Serum Separation(Pemisahan serum), Noda darah yang terbentuk dari pemisahan antara cairan darah (Serum) dengan komponen padatan darah (sel/Pellet).
2. Pola/bentuk noda darah yang terlembar dari suatu benda
a. Pattern Transfer (Noda salinan bentuk), Adalah Noda darah yang dihasilkan bila objek yg membawa darah cair  bersentuhan dengan permukaan objek lain.
b. Swips (Noda Gesekan/Polesan), Transfer  darah    pada   permukaan   target (Benda tertentu) diakibatkan   oleh pergesekan antara permukaan target (Diam) dengan benda yang bergerak  membawa darah.
3. Noda yang dihasilkan  dari  perpindahan/gerakan  darah
a. Noda Saputan (Wipes), Noda darah saputan terbentuk ketika suatu objek (diam) yang  membawa  darah tergesek oleh suatu permukaan yang bergerak. Gerakan objek diperkirakan sebagai gerakan Lateral.
b. Cast - off (Lontaran), Noda darah ini terbentuk bila benda membawa darah dikibaskan dan darah yang terlontar dari objek menyentuk suatu permukaan. Umumnya Noda lontaran ditemukan sebagai serentetan noda yang berurut sesuai dengan arah kibasan benda.
c. Spatter (Percikan), Noda darah  percikan terbagi menjadi 2, Forward spatter (percikan kedepan) dan Back spatter (percikan kebelakang). Benturan yang terjadi pada suatu genangan darah akan mengakibatkan pecahnya kumpulan darah menjadi butiran – butiran yang lebih kecil dan terpercik kearah menjauhi pusat gaya.
d. Noda Expiratory (Noda darah pernafasan), Noda darah ini merupakan noda darah yang disemburkan dari mulut, hidung atau sistem pernapasan lainnya. Karena pengaruh tekanan pada saat pernapasan. Hal ini menyebabkan pemecahan kumpulan darah menjadi bagian – bagian yang lebih kecil. Sehingga noda darah pernafasan disamping ditemukan noda besar juga dijumpai bintik – bintik kecil noda darah disekitarnya.

Demikian sekilas tentang macam analisa pola noda darah yang umum digunakan dalam dunia forensik kepolisian.. semoga bermanfaat bagi yang membaca artikel ini...


:)sumber netsains

Anda Ingin Berjudi? Pikirkan Sekali


Siapa sangka jika berjudi sudah menjadi budaya di seluruh belahan dunia. Sebagian besar dari mereka sangat menikmati permainan ini sebagai rekreasi tanpa menimbulkan kerusakan terhadap diri mereka sendiri atau orang lain. Namun, beberapa orang justru tidak bisa mengendalikan dorongan mereka untuk berjudi, bahkan sampai menyiksa kehidupan mereka. Untuk itu, ada beberapa peneliti yang tertarik untuk mengusut permasalahan ini. Para ilmuwan sedang mempelajari mengapa orang memiliki masalah dengan judi, seperti bagaimana hal itu terjadi, apa yang terjadi di otak mereka, siapa yang paling berisiko mengenai hal ini dan jenis pengobatan yang seperti apa yang dapat membantu mereka.
Beberapa peneliti mendefinisikan permasalahan perjudian ini sebagai perjudian yang dapat menyebabkan kerusakan pada diri penjudi maupun orang lain, meski ada keinginan untuk berhenti dari kebiasaan buruk itu. Antara 2 - 4% orang-orang Amerika tengah berjuang terhadap kondisi ini. Masalah perjudian inilah dapat berkembang menjadi diagnosis psikiatri yang disebut dengan penyakit judi.
Penyakit judi dapat mempengaruhi dari 0,4% menjadi 2% pada orang Amerika. Dr Donald Black dari Universitas Iowa mengatakan bahwa masalah penyakit judi berkontribusi terhadap kekacauan, yaitu kesehatan fisik yang memburuk, merokok berlebihan, alkohol berlebihan, tidak berolahraga, jarang menenui dokter untuk check up, serta kesehatan gigi yang makin buruk. Itulah yang menjadi bahan bakar kedepresian mereka, hingga terjadi tidak utuhnya keluarga, bangkrut, tindakan kriminal bahkan bunuh diri.
Bersamaan dengan ini, masalah penyakit judi mempengaruhi hingga 5% pada orang-orang Amerika, walaupun angka itu sebenarnya ada kemungkinan besar akan naik. Hukum di banyak negara sedang menciptakan banyak pilihan untuk melegalkan perjudian, dan sapa nyana perjudian di internet pun sedang marak.
Mungkin Anda tidak menyangka bahwa perjudian ini sering dilakukan atas dasar latar belakang keluarga, bahkan mereka direstui dan didukung oleh orang tuanya. Semakin muda Anda memulai permainan ini maka semakin besar kemungkinan Anda mendapatkan masalah di kemudian hari. Dari 3-8% remaja Amerika memiliki masalah dengan perjudian.
Dr John Welte dari Universitas Buffalo telah menemukan hal itu, melintasi gaya hidup, ternyata masalah perjudian lebih umum dibandingkan dengan ketergantungan alkohol. Kebanyakan dari mereka berjenis kelamin laki-laki, anak muda, dan hidup dalam kemiskinan.  "Alkoholisme justru jauh lebih demokratis. Jadi pikirkan tentang motif untuk berjudi. Orang-orang berharap jika menang dapat mengubah nasib mereka menjadi lebih baik. Itu yang membuat mereka rentan terhadap perkembangan kebiasaan berjudinya." ujar Welte.
Dalam sebuah penelitian yang sebagian besar pemuda negro Amerika di kota terpencil, Dr Silvia Martins dari Universitas John Hopkins telah menemukan bahwa sekitar 15% memiliki beberapa bentuk masalah perjudian.  Paling berisiko adalah remaja dan dewasa muda yang mulai menunjukkan gejala depresi sejak usia 12 tahun. Hal ini diketahui karena Dr Silvia Martins dan tim telah mengikuti perilaku mereka dan mengamati dari tahun ke tahun hingga mereka memasuki usia dewasa. Mereka sangat impulsif, walaupun tidak hiperaktif atau agresif.  Ketika anak-anak ini berkembang menjadi remaja dan dewasa awal, perjudian tampaknya menjadi awal permasalahan akan fungsi dirinya sebagai ayah dan rentan melakukan tindak pidana yang lebih mengarah pada penyiksaan.
Namun peneliti masih bertanya mengapa perjudian sangat menggiurkan bagi orang tertentu, sedangkan yang lain tidak. Permasalahan ini dijawab oleh Dr Alexander Neumeister, menggunakan teknik peralatan canggih ia melihat otak yang bermasalah karena judi dan alkohol. Ia mengukur jumlah reseptor khusus yang terlibat dalam mengatur impuls dan faktor lainnya.
"Ciri utama dari adanya kecanduan adalah rusaknya pengaturan rangsang. Kelainan fungsi dari otak depan mengarah pada berkurangnya toleransi untuk menunggu," ujar Neumeister. Ketidaksabaran yang dihasilkan dapat mengakibatkan orang tersebut bertindak tanpa mempertimbangkan akibatnya. "Pencitraan kami jelas bahwa kecanduan ini mengarah pada pentingnya kerusakan fungsi otak depan."
Area ini menunjukkan dengan tepat bahwa inilah otak yang perlu di"kasihani", Neumeister dan tim menemukan bahwa orang dengan masalah kecanduan alkohol dan judi menunjukkan fungsi yang berbeda dari reseptor khusus dibandingkan dengan orang sehat. Perbedaan tersebut terkait dengan tingkat keparahan kecanduan. Peneliti mencoba mengembangkan obat yang bisa mengobati daerah di otak itu yang terkena dampak.
Dr Nancy Petry di pusat kesehatan Universitas Connecticut bekerja dengan penderita penyakit judi dan orang yang mencari pengobatan akibat gangguan narkoba. Masalah perjudian muncul sekitar 10-20% di diri pelaku. Petry membandingkan penggunaan berbagai jenis terapi bicara, termasuk intervensi singkat dan terapi kognitif-perilaku. Terapi ini mengajarkan bagaimana orang tersebut berpikir secara berbeda tentang masalah dan kemudian bertindak berdasarkan pengetahuan itu.
"Kami menemukan intervensi yang sangat singkat dan terapi kognitif-perilaku yang efektif dalam mengurangi perjudian dan masalah yang berhubungan dengan perjudian. Ada peningkatan yang siginifikan dibandingkan dengan perawatan biasa atau bentuk standar pengobatan seperti Gamblers Anonymous (program 12 langkah)." kata Petry.
Siapa saja dapat memiliki masalah judi dan tak seorangpun harus malu atau takut untuk mencari pengobatan. "Penyakit judi adalah gangguan medis, bukan dosa atau kejahatan. Tidak ada stereotip, prediksi utama dari hasil ini adalah adanya suatu motivasi yang sungguh-sungguh." kata Dr Carlos Blanco dari Universitas Columbia dan Institut Psikiatri New York.
Dengan kata lain, hal terpenting adalah niat yang kuat atau keinginan untuk mengambil tindakan. Blanco menawarkan wawancara motivasi pada diri penjudi, yang membantu mereka untuk mengeksplorasi campuran perasaannya akan usaha untuk berhenti berjudi. Ini mempersiapkan mereka guna bersedia memulai terapi kognitif-perilaku. Menggunakan dua terapi sekaligus menjadi sangat efektif. Jika Anda memiliki masalah tentang perjudian, mintalah bantuan. Penyedia layanan kesehatan Anda dapat membantu untuk menemukan pengobatan yang terbaik bagi Anda.

Diterjemahkan secara bebas dari http://newsinhealth.nih.gov/issue/May2011/Feature1
foto: heruretno.blogspot.com

Fisika Seratus Tahun Kemudian


Satu ritual yang paling saya sukai di dunia ini adalah berkumpul dengan teman-teman, mengobrol dan berdiskusi ngalor-ngidul. Saya yakin, setiap waktu yang berdetak dalam sesi-sesi seperti itu bukanlah wasted time. Saya yakin, setiap kalimat yang terucap dalam sesi-sesi seperti itu tak akan sia-sia. Manfaat sesi-sesi seperti itu akan terasa di timeline kita kelak.
Salah satu sesi paling menginspirasi terjadi pada suatu siang di teras kos saya, setelah kami menyelesaikan beberapa sks mata kuliah. Inilah obrolan kami siang itu (siapa tahu bisa di post di website ilmu pengetahuan berbasis keasyikan ini).
Afif: Bahwa pikiran kita adalah kunci kesuksesan kita. Prasangka adalah bagian dari realita imajiner yang pasti akan menjadi realita faktual. Maka tak seharusnya seseorang berprasangka jelek, karena kejelekan kelak akan terwujud. Berprasangkalah yang baik-baik, niscaya kebaikan pulalah yang akan didapat.
Saya: Betul. Allah tergantung prasangka hamba-Nya.
Ricky: Konsep-konsep seperti itu kadang-kadang selalu membuat kita bangkit, sementara ketika lupa langsung tak berbekas.
Saya: Saya selalu yakin, semua fenomena di alam ini bisa dijelaskan secara fisika, termasuk konsep-konsep seperti itu.
Afif: Fisika? Oh, hampir lupa, kamu adalah salah satu kandidat penerima Nobel Prize masa depan...hehehe.
Ricky: Are you sure, Kawan? (ekspresinya sedikit tak yakin ke arah saya).
Saya: I’m sure absolutely. Fisika adalah ilmu eksakta kualitatif paling dasar, induk Kimia, Biologi, Genetika, dan bahkan Astronomi. Kita bisa mengembangkan Kimia lebih lanjut setelah beberapa unsur dalam Tabel Periodik Unsur ditemukan. Kita bisa mengembangkan Biologi setelah mekanisme-mekanisme kimiawi dalam tubuh organisme terungkap secara fisika. Kita bisa mengembangkan Genetika setelah DNA, RNA, dan beberapa unsur gen diperoleh secara fisika. Dan kita bisa mengembangkan Astronomi dan Astrofisika setelah kecepatan cahaya terdefinisi.
Afif: Kami sedang tidak membahas itu semua, Kawan. Kami sedang membahas masalah pikiran dan realitas.
Saya: Persis. Itu lebih mirip prinsip waktu paralel yang lahir dari Paradoks Kucing Schrodinger. Namun, saya lebih suka membahas Prinsip Keberpasangan, daripada prinsip-prinsip absurd itu...hahaha
Afif: ???
Ricky: ???
*mungkin kalau digambar di atas lembar karikatur, di atas kepala mereka sedang bertebaran tanda tanya yang sangat banyak*
Saya: Menurut saya, sesuai Prinsip Keberpasangan, dunia kita harus terbagi dalam dua bagian: dunia nyata dan dunia gaib. Itu mungkin sudah maklum di semua budaya dan komunitas masyarakat di belahan bumi manapun. Namun sayangnya, secara fisika sama sekali belum maklum.
Ricky: Dan kamu yakin alam gaib bisa dijelaskan?
Afif: Dan ada hubungannya dengan pikiran?
Saya: Yakin (saya jawab pertanyaan Ricky). Ada (saya jawab pertanyaan Afif). Prinsip Keberpasangan mengharuskan adanya alam gaib yang menjadi pasangan alam nyata. Alam nyata ada di antara kecepatan nol sampai kecepatan cahaya, sementara alam gaib ada di antara kecepatan cahaya sampai kecepatan infinit. Unsur-unsur tubuh kita ada di dunia nyata karena tersusun atas materi-materi lembam yang terikat hukum fisika, sementara unsur-unsur pikiran kita ada di dunia gaib karena tersusun atas materi-materi tak lembam yang terikat hukum-hukum metafisika.
Afif: Metafisika? Wow! Itu kesukaan saya.
Saya: Iya, metafisika. Semakin yakin pikiran kita akan menjalani satu timeline dalam waktu-waktu yang paralel, semakin kenyataan imejiner dalam pikiran kita akan mewujud menjadi realitas. Makanya kalau kita berprasangka sesuatu adalah jelek, maka biasanya akan menjadi jelek beneran. Sementara kalau kita berprasangka sesuatu itu baik, maka akan jadi baik. Kalau pikiran kita yakin sendok yang kita pegang akan bengkok, ya jadi bengkok beneran (saya sambil memegang sendok kuat-kuat dengan tangan kanan, memandangnya erat-erat, kemudian tawa pecah berderai-derai).
Ricky: Kalau begitu kamu juga yakin mitologi-mitologi hantu itu fakta?
Saya: Yakin Rick, yakin sesuai Prinsip Keberpasangan. Sayang sekali, hukum-hukum metafisika belum terformulasi dengan meyakinkan, matematika metafisika juga belum ada, makanya alam gaib belum bisa dimanfaatkan. Hanya beberapa orang saja yang telah mengambil manfaat, misalnya paranormal, dukun, dan cenayang. Itu pun dengan bantuan para warga alam gaib. Coba kalau manusia sudah tahu formulasi dan matematika alam gaib, kecerdasan manusia akan berjalan tanpa harus bersekutu dengan hantu dan jin. Bukankah derajat manusia lebih tinggi dari jin dan malaikat sekalipun?
Afif: Ah, menarik sekali!
Ricky: I’ve so skeptical mind.
Saya: Saya juga skeptik, makanya suatu saat mau saya buktikan. Saya harap, pekerjaan saya suatu saat akan menciptakan insinyur-insinyur kreatif yang akan mewujudkan teleporter dan piring terbang. Dan saya yakin, seratus tahun yang akan datang, kurikulum fisika di sekolah-sekolah dan universitas-universitas akan diupdate dengan materi-materi metafisika.
Afif: Dan kamu yakin Nobel Prize akan ada ditanganmu setelah kamu memecahkan formulasi metafisika?
Saya: Hehehe...
Begitulah salah satu sesi obrolan paling berkesan yang sempat terekam dalam benak saya. Semoga bermanfaat, dan tetap semangat!
foto: ikafisikaunmul.org